Rabu 31 May 2017 01:07 WIB

Perdagangan Karapas Penyu Kembali Marak

Red: Yudha Manggala P Putra
Penyu Sisik
Foto: Dokumentasi Kementerian LHK
Penyu Sisik

REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Perdagangan aksesoris kerajinan tangan yang bahannya mengandung karapas penyu sisik di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, selama Ramadhan kembali marak. Hal itu diungkapkan juru kampanye Profauna Bayu Sandi.

"Selama Ramadhan, kami kembali menemukan adanya perdagangan cinderamata yang mengandung karapas penyu sisik di Pasar Sanggam Adjidilayas. Padahal sejak awal 2017, pedagangan cinderamata berbahan karapas penyu sisik sudah bisa dikatakan tidak ada, namun akhir-akhir ini kembali marak," kata Bayu Sandi dihubungi dari Samarinda, Selasa (30/5).

Dari pantauan Profauna di Pasar Sanggam Adjidilayas, kata Bayu Sandi, ditemukan delapan lapak yang secara terang-terangan memajang dagangan aksesoris penyu sisik berupa gelang, cincin dan mata kalung.

Aksesori mengandung sisik penyu itu dijual dengan harga bervariasi, tergantung ukurannya. "Untuk cincin dijual Rp 5.000 sampai Rp 10.000, gelang Rp 25.000 hingga Rp 60.000 dan kalung berkisar Rp 10.000-Rp 15.000," terang Bayu Sandi.