REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam rangka upaya percepatan penyelesaian proyek MRT Jakarta, pada pembangunan koridor struktur bawah tanah MRT di Stasiun Bundaran HI, akan diberlakukan rekayasa lalu lintas. Rekayasa tersebut berupa pengalihan lalu lintas di Jalan Thamrin, Jakarta Pusat.
Corporate Secretary Division Head MRT Jakarta, Tubagus Hikmatullah, mengatakan rekayasa lalu lintas mulai diberlakukan, Rabu (31/5). MRT juga akan bekerja sama dengan Dinas Perhubungan DKI Jakarta dan kepolisian, untuk mengatur lalu lintas dan mengarahkan pengguna jalan untuk mengikuti rambu.
"Manajemen Rekayasa Lalu Lintas (MRLL) di Jalan Thamrin dilakukan untuk mengakomodasi pembangunan pintu masuk (entrance) stasiun di sisi timur stasiun Bundaran HI," ujar Tubagus dalam rilis, Selasa (30/5).
Pergeseran lajur di Jalan Thamrin akan berlangsung pada 31 Mei 2017 hingga 31 Mei 2018. Pergeseran akan terjadi pada lajur kendaraan ke area median Jalan Thamrin. Sedangkan area kerja bergeser ke sisi timur (depan Gedung Oil Center dan Gedung Wisma Kosgoro).
Proyek MRT Jakarta, secara keseluruhan telah mencapai 71,39 persen, dengan rincian 57,52 persen untuk pekerjaan depo dan struktur layang, serta 85,39 persen untuk pekerjaan struktur bawah tanah.
Dua tahun lagi, MRT diprediksi sudah bisa beroperasi. Untuk ke depannya, MRT juga akan sosialisasikan semakin teknis dan real bagaimana cara penggunaan MRT. Walaupun tarif MRT masih terus dibicarakan dan diperhitungkan.
Saat ini, pekerjaan konstruksi seperti pembangunan depo, jalur, stasiun layang, maupun stasiun bawah tanah, terus dilakukan secara intensif. Terkait rekayasa lalu lintas, MRT Jakarta menghimbau kepada seluruh warga yang melintas Jalan Thamrin, untuk mematuhi rambu-rambu dan mengikuti arahan petugas.