REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemberian peringkat layak investasi atau investment grade dari Standart and Poor (S&P) kepada Indonesia, diyakini membawa dampak positif. Mandiri Sekuritas bahkan menilai pasar obligasi di Tanah Air akan semakin bergairah.
Analis Fix Income Mandiri Sekuritas Handy Yunianto mengatakan, obligasi Indonesia masih menjadi pilihan investor karena yield yang ditawarkan masih lebih menarik dibandingkan negara Asia lainnya. Ia menyebutkan, sampai Mei 2017, obligasi telah tumbuh sekitar 8,5 persen.
"Bank Indonesia juga sebaiknya tidak menaikkan suku bunga acuannya tetap 4,75 persen untuk mempertahankan posisi ini," ujar Handy, di Plaza Mandiri, Jakarta, Selasa (30/5).
Meski begitu, ia tidak memungkiri kalau pasar obligasi Indonesia masih memiliki beberapa risiko. Hal itu karena, kata Handy, ketidakpastian global masih terjadi. "Risiko global harus diwaspadai. Seperti pemilihan umum, brexit, devaluasi yuan Cina, Fed Fund Rate, serta depresiasi nilai tukar," ujarnya.
Handy memprediksi, peringkat dari S&P tersebut akan meningkatkan aliran modal masuk. Dengan begitu kinerja prospek obligasi pun semakin menjanjikan.