REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2017 diprediksi dapat mencapai 5,2 persen, sebelumnya pada kuartal I sebesar 5,01 persen. Hal itu didorong oleh konsumsi rumah tangga yang cukup tinggi menjelang Lebaran.
Chief Economist Bank Mandiri Anton Gunawan menyebutkan, pada kuartal pertama tahun ini konsumsi masyarakat hanya tumbuh di bawah lima persen. Maka diharapkan, Tunjangan Hari Raya (THR) bisa meningkatkan daya beli masyarakat.
Hanya saja, ia menuturkan, kinerja ekspor dan impor belum bisa menjadi pendorong perekonomian pada kuartal kedua. Menurutnya, justru pertumbuhan ekspor dan impor kemungkinan lebih rendah dibandingkan kontribusi pada kuartal pertama tahun ini yang sebesar 8,04 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
"Pembentukan investasi juga belum bisa menjadi penggerak utama perekonomian nasional. Walaupun di sektor swasta sudah ada sinyal positif tahun ini," kata Anton kepada wartawan, di Jakarta, Selasa (30/5).
Menurutnya, kebanyakan proyek bersifat jangka panjang, sehingga investasi belum dapat banyak berkontribusi ke perekonomian Indonesia tahun ini. "Mungkin juga sebagian private investment takut. Padahal dilihat dari listed company, Capex (belanja modal) mereka tahun ini naiknya sampai 40 persen," ujar Anton.
Bila konsumsi masyrakat naik, pertumbuhan ekonomi di kuartal II bisa mencapai 5,1 sampai 5,2 persen. "Karena dorongannya besar banget," tuturnya.
Baca juga: Menko Darmin: Utang Tumbuh Cepat untuk Pembangunan