REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Tim dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kini memeriksa sejumlah lokasi, di mana air muncul dari dalam tanah akibat gempa bumi tektonik yang menguncang wilayah Wuasa, Kecamatan Lore Utara, Kabupaten Poso, pada Senin (29/5) malam.
"Saya saat ini sedang mendampingi tim dari BMKG memeriksa air yang muncul dari dalam tanah cukup banyak titiknya di Wuasa," kata Idris Tunilele, salah seorang aktivis lingkungan di Kabupaten Poso, Rabu (31/5).
Ia mengatakan akibat gempa bumi yang berkekuatan 6,6 SR yang menguncang wilayah itu dan dirasakan banyak masyarakat di sejumlah daerah di Sulteng telah mengakibatkan tanah retak-retak dan air bermunculan kepermukaan tanah. Masyarakat di Kecamatan Lore, Kabupaten Poso, kata Idris, hingga kini masih diliputi rasa takut menyusul gempa bumi cukup keras mengguncang wilayah tersebut.
Akibat gempa bumi, juga banyak rumah retak dan sarana ibadah mengalami kerusakan karena guncangan.
Hingga kini, kebanyakan masyarakat tidak mau tinggal dalam rumah dan memilih untuk membangun tenda sementara untuk tempat beristirahat pada pagi dan malam hari. Apalagi, kata dia, gempa susulan terus terjadi sehingga membuat masyarakat semakin takut untuk masuk ke rumah mereka.
Sementara Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulteng Bartholemeus Tandigala sebelumnya mengatakan saat gempa banyak warga di Kabupaten Poso terutama yang berada di pesisir pantai mengungsi karena khawatir jika ada tsunami. Data sementara, kata dia, ada tiga warga di Kecamatan Lore yang mengalami luka-luka dibagian kepala karena kejatuhan batubata saat gempabumi. Tidak ada korban jiwa, kecuali kerugian material akibat kerusakan sejumlah bangunan rumah, fasilitas pendidikan dan rumah ibadah di wilayah itu.