REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- DPP PKS tetap menghargai keputusan DPW PKS Jawa Barat yang mengusung Netty Prasetyani sebagai calon gubernur (cagub) di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jabar 2018. Walaupun, keputusan tersebut sempat menuai penolakan dari belasan organisasi masyarakat (ormas) yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Peduli Jabar (AMPJ).
Menurut Ketua Bidang Pemuda DPP PKS Mardani Ali Sera, munculnya nama Netty sebagai kandidat cagub Jabar merupakan realita yang mengacu pada hasil pemilu raya (Pemira) yang dilakukan DPW PKS Jabar. PKS, sangat menghargai proses dan munculnya dua nama tersebut, yakni Ahmad Syaikhu dan Netty Prasetiyani.
"Kedua nama itu tidak muncul tiba-tiba, tapi berdasarkan proses, yakni Pemira," ujar Mardani kepada wartawan, Selasa Malam (31/5).
Menurut Mardani, ia pun menghormati aspirasi yang disampaikan AMPJ tersebut. Menurutnya, apa yang disampaikan AMPJ merupakan hak mereka. "Kami menghormati sikap teman-teman dari AMPJ yang menolak cagub Jabar perempuan. Kami mah santai karena itu hak mereka," katanya.
Namun, kata Mardani, era saat ini bisa dikatakan sebagai eranya "The Age og Women" dan PKS tidak pernah membedakan kader laki-laki maupun perempuan dalam berkarya. Jadi, mau laki-laki atau perempuan, asalkan punya kualitas dan integritas, akan didukung.
"Tetapi, yang nanti memutuskan kan tetap Badan Pekerja Majelis Syuro," katanya.
Mardani menambahkan, kemunculan Netty sebagai kandidat cagub Jabar pun dapat mematahkan opini yang memandang PKS tidak peka terhadap perempuan. "Contoh lain adalah pengganti Fahri Hamzah, yakni Ibu Ledia Hanifah. Kalau ini sukses, maka akan jadi sejarah bahwa ada Wakil Ketua DPR RI perempuan dari PKS," katanya.