REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selain memiliki manfaat bagi fisik dan mental, puasa juga punya pengaruh dalam kehidupan sosial. Manfaat ibadah tentu tidak diragukan lagi karena puasa sudah menjadi perintah dalam Alquran dan hadist.
Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Baqarah: 184 "(yaitu) Dalam beberapa hari yang tertentu. Jika di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) mengganti sebanyak hari yang ditinggalkannya itu di hari-hari lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) untuk membayar fidyah, yaitu memberi makan orang miskin. Barang siapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui."
Dari ayat ini nampak jelas bahwa puasa punya ikatan sosial dengan orang lain. Dalam hal ini adalah orang miskin. Manfaat puasa tidak hanya dirasakan bagi satu individu. Saat ia mendapat keringanan, maka ia diminta untuk meringankan beban orang lain juga.
Meski demikian, Allah SWT tetap menjamin bahwa berpuasa tentu saja lebih baik bagi seseorang. Banyak bukti yang menyebut puasa tidak berdampak buruk pada sebagian besar penderita penyakit dan fungsi organ tubuh.
Termasuk saat dalam kondisi sakit ringan atau dalam perjalanan. Para ahli tafsir seperti dikutip dari buku 'Terapi Puasa' Dr Abdul Jawwad ash-Shawi menilai puasa tetap memiliki manfaat yang tidak disadari bahkan pada orang yang bersusah payah untuk berpuasa.