REPUBLIKA.CO.ID, TANJUNG PINANG -- Sekretaris Daerah Tanjungpinang Riono menyatakan pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan I tahun 2017 hanya 2,02 persen, terendah kedua di Indonesia.
"Kalau di Sumatra pertumbuhan ekonomi Kepri terendah pertama. Ini sangat mempengaruhi Tanjungpinang," katanya dalam rangka stabilitas harga di Kantor Disperindag, Rabu (31/5).
Riono mengaku belum mengetahui kondisi pertumbuhan perekonomian Tanjungpinang pada triwulan I 2017, sebab Badan Pusat Statistik (BPS) hanya memberi data pertumbuhan perekonomian Kepri. "Instrumennya telalu banyak sehingga Tanjungpinang tidak dihitung. Ke depan kami akan mempertimbangkan untuk mengalokasikan anggaran menghitung khusus pertumbuhan ekonomi di Tanjungpinang," ujarnya.
Ia mengatakan Pemkot Tanjungpinang menanggapi serius perlambatan pertumbuhan perekonomian yang terjadi di Kepri. Salah satu upaya untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian yakni dengan menggelar pasar murah bekerja sama dengan BUMD.
Selain itu, pelaku usaha kecil menengah juga diharapkan tetap berkembang. "Harapan kami agar Kota Tanjungpinang dapat bangkit dalam aspek perekonomian," tuturnya.
Selain membahas permasalahan itu, dalam rapat yang diikuti BUMD Tanjungpinang, dan sejumlah BUMN juga disepakati pemberian bantuan kepada keluarga kurang mampu selama Ramadhan hingga menjelang Idul Fitri. Sebanyak 8.400 keluarga harapan mendapat bantuan sembako.
"Kami juga akan menggelar pasar murah untuk membantu masyarakat," katanya.
Dalam rapat itu pihak Bulog Tanjungpinang persediaan kebutuhan pokok seperti beras, gula dan minyak goreng, mencukupi. Harga gula kemasan dari Bulog Rp 11.900 per kg, sedangkan harga pasaran mencapai Rp 12.500-Rp 13 ribu.
"Jika membeli per karung bisa dibandrol dengan harga Rp 11.300 per kg. Ini cukup membantu masyarakat untuk mendapatkan gula dengan harga dibawah pasaran," kata Riono.