Rabu 31 May 2017 21:21 WIB

Nasyiatul Aisyiyah Dampingi Perempuan Penyandang Disabilitas

Diskusi Tematik Berkemajuan dengan tema
Diskusi Tematik Berkemajuan dengan tema "Pendidikan Kesehatan Reproduksi untuk Anak Berkebutuhan Khusus".

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Perempuan penyandang disabilitas biasanya mengalami diskriminasi berlapis. Diskriminasi ganda semakin berat jika mereka berasal dari kalangan miskin dan kelompok masyarakat etnis dan bukan mayoritas.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah, Diyah Puspitarini mengatakan diskriminasi ganda yang menimpa perempuan penyandang disabilitas disebabkan oleh perilaku kultural, praktik, dan tafsir agama serta sistem di masyarakat. "Penyandang disabilitas sulit mendapatkan hak-hak pendidikan dan pekerjaan. Bahkan lebih memprihatinkan lagi rentan mengalami kekerasan seksual, seperti pemerkosaan," kata Diyah dalam siaran persnya, Rabu (31/5).

Karena itu, lanjut Diyah, Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah telah melakukan pendampingan terhadap perempuan disabilitas korban kekerasan seksual di Pakem Sleman Yogyakarta. Pendampingan dilakukan bersama LBH Aisyiyah Solo dan Sigab.

Menindaklanjuti yang telah dilakukan oleh Nasyiatul Aisyiyah, maka pada Selasa (30/5) kerjasama Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah dengan Unala mengadakan Diskusi Tematik Berkemajuan dengan tema "Pendidikan Kesehatan Reproduksi untuk Anak Berkebutuhan Khusus" dengan pembicara Ro'fah Makin, dr Lutfi Al Ghazali, dan Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah.

Diskusi ini dihadiri oleh pimpinan Nasyiatul Aisyiyah wilayah, daerah, dan cabang serta praktisi disabilitas di beberapa institusi dan akademisi serta perempuan penyandang disabilitas. Hasil dari diskusi tersebut dikeluarkan rekomendasi antara lain:

1. Equal Acces di bidang pendidikan untuk penyandang disabilitas

2. mendapatkan hak-hak kespro.

3. Menyerukan hak penyandang disabilitas yakni memiliki derajat yang sama baik perlakuan yang adil, perlakuan tindakan kekerasan seksual yang adil.

4. Masyarakat harus dapat berperan aktif memberikan perlindungan terhadap kasus kekerasan seksual yang menimpa perempuan disabilitas.

Nasyiatul Aisyiyah yang memiliki tagline gerakan perempuan muda berkemajuan, memberikan perhatian khusus kepada perempuan dengan penyandang disabilitas. "Penyandang disabilitas merupakan bagian dari kaum mustadz'afin yg harus diperjuangkan secara hak dan kewajiban," kata Diyah.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement