Kamis 01 Jun 2017 10:36 WIB

Penumpang yang Coba Masuk Kokpit Mengaku Miliki Bom

Red: Ani Nursalikah
Malaysia Airlines(SAMSUL SAID/antara)
Malaysia Airlines(SAMSUL SAID/antara)

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Satu pesawat Malaysia Airlines dalam penerbangan menuju Kuala Lumpur, Malaysia dipaksa kembali ke Melbourne, Australia pada Kamis (1/6) setelah seorang penumpang yang mengaku memiliki bom berusaha memasuki kokpit.

Pesawat dengan Nomor Penerbangan MH128 tersebut kembali ketika seorang lelaki yang berusia 25 tahun dari Dandenong, Melbourne Tenggara, berusaha membuki pintu kokpit tak lama setelah pesawat lepas landas. Polisi Victoria naik ke pesawat setelah pesawat itu mendarat kembali di Melbourne dan menundukkan serta menangkap pria tersebut tanpa perlawanan.

Beberapa saksi mata di dalam pesawat mengatakan lelaki itu ditundukkan oleh dua anggota awak dan seorang penumpang setelah ia mendekati bagian depan pesawat dengan membawa benda yang kelihatan aneh. Andrew Leoncelli, seorang penumpang pesawat tersebut, mengatakan benda itu memiliki beberapa saluran udara yang menonjol.

"Saya berlari ke depan dan menghadapi dia di sekitar sudut dan ia berada di sana dan adalah lelaki dengan tubuh tinggi, lebih tinggi dari saya. Ia memakai topi, pakaian warna gelap, memiliki kulit gelap, membawa benda besar, benda yang kelihatan sangat aneh dengan antena," kata Leoncelli kepada media Australia.

Leoncelli adalah mantan pemain sepak bola Australian Rules. "Saya tak pernah melihat benda seperti itu. Benda tersebut sebesar semangka, besar dan berwarna hitam. Benda itu memiliki alat seperti antena, tapi juga kelihatan seperti memiliki tombol Iphone, jadi mungkin saja itu adalah kotak bom," katanya.

Baca: Penumpang Coba Masuk Kokpit, Pesawat Malaysia Kembali

Polisi Victoria mengatakan peristiwa tersebut tidak diperlakukan sebagai aksi terorisme. Mereka mengatakan lelaki itu diketahui oleh polisi memiliki sejarah sakit mental.

"Kami tidak percaya ini berkaitan dengan teroris," kata Inspektur Polisi Victoria Tony Langdon kepada wartawan.

"Kami tentu saja mempedulikan penumpang dan awak pesawat. Itu bisa menjadi pengalaman traumatis buat mereka. Saya ingin mengatakan itu bisa menjadi sangat heroik buat awak dan penumpang karena bisa menahan orang ini," katanya.

Langdon mengatakan benda yang dibawa lelaki tersebut adalah alat elektronik, tapi dengan cepat dipastikan itu bukan alat peledak. Leoncelli mengatakan sekelompok lelaki penumpang memegangi lelaki tersebut di lantai dan delapan kaki menekan punggungnya, kedua kaki dan kepalanya.

Menteri Perhubungan Australia Darren Chester bergabung dengan Langdon dalam memuji penumpang sebagai pahlawan. "Saya ingin berterima kasih kepada penumpang atas tindakan yang mereka lakukan dalam menaklukkan penumpang yang bertindak di luar aturan," katanya.

Di dalam satu pernyataan, Malaysia Airlines menyatakan pesawat itu kembali ke Melbourne setelah kapten yang mengoperasikannya diberitahu oleh seorang anggota awak kabin mengenai penumpang yang berusaha memasuki kokpit. Bandar Udara Melbourne ditutup untuk sementara setelah peristiwa tersebut tapi segera dibuka kembali.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement