REPUBLIKA.CO.ID, NIAMEY -- Lebih dari 40 pengungsi Afrika Barat tewas di gurun Sahara pekan ini setelah truk yang mereka tumpangi rusak di Niger Utara, kata Palang Merah pada Rabu (31/5).
Kepala Palang Merah wilayah Bilma, Lawal Taher mengatakan enam orang yang selamat berjalan ke sebuah desa terpencil, di mana mereka mengatakan 44 orang yang kebanyakan berasal dari Ghana dan Nigeria termasuk tiga bayi dan dua anak tewas karena kekurangan air untuk minum.
Reuters dan pihak berwenang di Niger tidak dapat melakukan konfirmasi terhadap akun mereka, namun Taher mengatakan Palang Merah telah memberitahu para pejabat pencarian jenazah mereka sedang berlangsung. Jumlah pungungsi yang melintasi Sahara telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir akibat kemiskinan di Afrika Barat yang memaksa penduduknya mempertaruhkan nyawa mereka dengan mencoba mengungsi ke wilayah Eropa.
Di salah satu bagian dari perjalanan yang paling berbahaya, ribuan pengungsi setiap minggunya dipaksakan diangkut berdesakan dalam truk terbuka untuk melakukan perjalanan dari Niger menuju Libya yang memakan waktu seharian, seringkali mereka hanya ada sedikit ruang untuk membawa beberapa liter air.
Pihak berwenang dan organisasi bantuan dapat melacak ribuan kematian pengungsi di Laut Tengah antara Afrika dan Eropa, namun hampir tidak mungkin untuk mengetahui berapa banyak pengungsi yang tewas di kawasan Sahara yang luas dan lingkungannya tidak mendukung. Tahun lalu, sebuah laporan oleh 4mi, sebuah Dewan Pengungsi dari Denmark melaporkan, menurut kesaksian dari para pengungsi, kemungkinan terdapat lebih banyak jumlah pengungsi yang tewas di padang pasir daripada di laut.