REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Manajer Pengembangan Sosial Dompet Dhuafa Arif Haryono menyerukan lembaga kemanusiaan di Indonesia dan dunia untuk membantu pengungsi di Marawi, Filipina karena tempat tinggal mereka menjadi arena konflik bersenjata.
"Hingga saat ini, para pengungsi membutuhkan bantuan makanan, kesehatan dan perlindungan di pengungsian," kata Arif sebagaimana siaran persnya yang diterima di Jakarta, Jumat (2/6).
Dia mengatakan barang logistik lain juga dibutuhkan seperti kelambu nyamuk, alas tidur, selimut dan kebutuhan dasar anak-anak serta lansia. Saat ini, lanjut dia, Dompet Dhuafa telah membangun komunikasi dengan mitra lokal untuk mendapatkan gambaran singkat atas kebutuhan pengungsi.
Sesegera mungkin, Dompet Dhuafa akan menurunkan tim kemanusiaan dalam upaya mengirimkan bantuan kemanusiaan berupa bahan makanan, bantuan kesehatan dan kebutuhan lain di lokasi pengungsian.
Selain itu, kata dia, tim akan membangun komunikasi dengan sejumlah pemangku kepentingan seperti institusi pemerintah, lembaga nonpemerintah dan tokoh lokal di wilayah-wilayah pengungsian. Harapannya, agar dapat meredam konflik tersebut.
"Dompet Dhuafa juga mengajak lembaga-lembaga yang ada untuk dapat bekerja aktif menurunkan tensi konflik yang ada. Sehingga kondisi di Marawi dapat dengan cepat pulih dan saudara Muslim di sana menjalankan Ramadhan lebih khusyuk. Kepedulian kita memberikan asa untuk mereka," kata dia.
Dia mengatakan Dompet Dhuafa prihatin atas meledaknya konflik bersenjata di Marawi. "Konflik ini dalam info yang kami terima telah membuat lebih dari 100 ribu jiwa mengungsi di 38 titik dan tak kurang dari 200 ribu jiwa terperangkap di kota Marawi, kota yang menjadi episentrum konflik," kata Arif.
Konflik bersenjata dan krisis kemanusiaan di Marawi sudah lebih dari sepekan menyeruak. Ketenangan menjalankan ibadah Ramadhan bagi Muslim di Marawi terganggu dengan rentetan tembakan dan dentuman bom.