REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah turut menanggapi disebut-sebutnya nama Amien Rais dalam kasus korupsi pengadaan alat kesehatan (Alkes) di Kementerian Kesehatan. Dalam akun Twitter miliknya, Fahri membuat tagar #AkuAmienRais untuk membela mantan Ketua MPR itu.
"Siapapun yang menyerang Amien Rais sama dengan menyerang saya. Semua tiarap tidak berani bersikap, kami angkatan 90-an melihatnya berdiri tegak dan bersuara lantang. #AkuAmienRais," kata Fahri dalam cuitan Twitternya, Sabtu (2/6).
Selanjutnya, Fahri juga seolah mengajak netizen untuk bernostalgia atas setiap capaian dan keberanian Amien Rais saat menghadapi kekangan rezim orde baru.
Fahri menulis, Amien Rais adalah orang yang memulai pidato perlunya suksesi mengganti presiden Suharto secara damai. Saat Orde Baru masih kuat, usulan tersebut dinilai tabu dan tidak boleh diucapkan. Namun, seorang akademisi sederhana yakni Amien Rais berani melakukannya.
"Maka seandainya itu didengar, transisi politik kita tidak sekeras sekarang. Keras dan nyaris mematikan. Kemudian beliau memimpin MPR (@InfoMPRRI) jangan lupa, masih sebagai lembaga tertinggi negara. #AkuAmienRais," kata Fahri.
Fahri mengatakan, Amien Rais juga adalah pemimpin pemilihan yang melantikan dua presiden yaitu KH. Abdurahman Wahid dan ibu Megawati Sukarnoputri. Amien Rais juga, tulis Fahri, adalah pemimpin MPR RI saat empat kali amandemen dilakukan, yang berbuah demokrasi yang kini dinikmati oleh rakyat Indonesia.
"Dia pejuang, Saya telah melihat keberaniannya. Maka mereka yang ingin menjatuhkan nama dan kehormatannya salah hitung. #AkuAmienRais," tegas Fahri.
Fahri menyatakan, salah sasaran jika orang mengira Amien Rais akan berhenti berjuang. Menurut dia, selama pemerintah ganjil mengelola negeri, dipastikan Amien Rais tetap ada. "Ketidakpastian dan ketidakadilan ini membuatnya terus gelisah. Semua kita gelisah. Karena itu kita semua Amien Rais. #AkuAmienRais," tulis Fahri.
Sebelumnya diberitakan, nama Amien Rais disebut-sebut oleh jaksa saat membacakan tuntutan tindak korupsi pengadaan alat kesehatan terhadap mantan menteri kesehatan Siti Fadilah, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Rabu (31/5) malam.
Menanggapi hal tersebut, Amien Rais langsung menggelar konferensi pers dikediamannya, di Taman Gandaria, Jakarta, Jumat (2/6). Dalam konpers tersebut, Amien Rais mengatakan akan menemui pimpinan KPK pada Senin (5/6) untuk menjelaskan penerimaan dana sebesar Rp 600 juta yang berasal dari pembayaran pengadaan alat kesehatan guna mengantisipasi kejadian luar biasa (KLB) atau buffer Stockholm pada 2005.