Ahad 04 Jun 2017 05:41 WIB

Sayembara Video tentang LGBT Tuai Kecaman di Malaysia

Rep: Taufiq Alamsyah Nanda/ Red: Ani Nursalikah
 Parade kelompok LGBT.
Foto: EPA/LUONG THAI LINH
Parade kelompok LGBT.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Malaysia dikecam karena mengadakan sayembara pembuatan video tentang penyembuhan terhadap kaum LGBT (lesbian, gay, biseksual, transgender). Pemerintahan Malaysia dianggap telah memicu kebencian karena hal tersebut.

Dilansir Sky News, Sabtu (3/6), dari pengumuman lomba yang ditampilkan pada situs Kemenkes Malaysia, video yang dikompetisikan diwajibkan memuat pesan mencegah, menyembuhkan dan mengontrol LGBT. Pemenang video dijanjikan hadiah uang sejumlah 1.000 sampai 4.000 ringgit Malaysia. Kontes tersebut mengangkat tema “Hargai Dirimu, Terapkan Gaya Hidup Sehat”.

Perlombaan yang dihelat tersebut dianggap sebagai serangan terhadap komunitas LGBT di Malaysia. Kritik keras banyak dilayangkan oleh kelompok pembela hak asasi manusia.

“Saya terkejut, hal ini telah menggiring diskriminasi, kebencian bahkan kekerasan kepada kaum minoritas,” ujar aktivis transgender lokal dari Seed Foundation, Nisha Ayub.

Pang Khee, aktivis hak asasi manusia, menegaskan dengan mengategorikan LGBT sebagai kelompok gender yang membingungkan, pemerintah telah membuat ketidakpastian. “Ini sangat mengejutkan, pemerintah ingin seluruh negeri tersedot pada kebingungan yang mereka ciptakan,” jelasnya.

Lokman Hakim Sulaiman, dari Kemenkes Malaysia, mengklaim kompetisi yang diadakan tidak ditujukan mendiskriminasi kelompok mana pun. Menurutnya, kontes diadakan untuk memberikan pengetahuan dan memancing kreativitas remaja tentang pendidikan seksual dan kesehatan reproduksi.

Menurut hukum, LGBT merupakan hal yang ilegal di Malaysia, bahkan sejak pemerintahan kolonal Inggris. Pemerintah berargumen, sikap tersebut atas dasar penghormatan terhadap Muslim sebagai mayoritas di Malaysia.

Selain itu, di bidang perfilman, pemerintah menerapkan kebijakan penyensoran adegan LGBT sebelum ditayangkan di bioskop. Meskipun demikian, pada akhirnya film diizinkan untuk tayang tanpa sensor.

Sebulan sebelumnya, pemerintah Malaysia juga dikecam karena telah mendorong terapi penyembuhan untuk LGBT. Hal tersebut dilakukan setelah salah satu departemen pemerintahan membuat iklan yang mengatakan homoseksual dapat disembuhkan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement