REPUBLIKA.CO.ID, Vokalis band Soundgarden Chris Cornell ditemukan tewas dengan kondisi tergantung di kamar hotel Detroit, Michigan, AS, 17 Mei 2017 silam. Meski obat-obatan terlarang bersarang di tubuhnya, hasil autopsi yang dirilis Jumat (2/6) menyebut narkoba bukan penyebab kematian sang musisi.
Laporan tersebut mengonfirmasi bahwa Cornell yang berusia 52 tahun memang tewas bunuh diri. Musisi grunge sejak era 1990-an yang juga mencetak hit bersama Temple of the Dog dan Audioslave itu ditemukan oleh seorang satpam yang menendang pintu kamar hotelnya yang terkunci usai konser Soundgarden di Detroit.
Tes toksikologi menunjukkan adanya barbiturat, kafein dan lorazepam, yang juga dikenal sebagai ativan, untuk menghilangkan rasa cemas. Laporan tersebut juga mencantumkan naloxone, obat anti-opioid, dan dekongestan.
Asisten pemeriksa medis Wayne County, Dr Theodore Brown menyebut obat-obatan tersebut tidak berkontribusi terhadap penyebab kematian. Sementara Daryl Davies, seorang profesor dari USC School of Pharmacy, mengatakan bahwa seluruh obat tersebut adalah kombinasi yang aneh.
"Bila Anda mencampur seluruh kombinasi obat itu, Anda bisa mengantuk, menjadi bingung, dan mengalami disorientasi, tetapi berlebihan jika obat-obatan ini disebut membuat seseorang menggantung dirinya sendiri," kata Davies.
Istri mendiang, Vicky Cornell, mengatakan bahwa dia sempat berbincang dengan suaminya sesaat setelah konser. Ia telah mempelajari laporan otopsi Chris dan menyimpulkan bahwa setelah bertahun-tahun ketenangan, masih ada hal yang mengganggu pikiran sang suami hingga mengakhiri hidup dengan cara demikian.
"Banyak dari kita yang mengenal Chris dengan baik akan menyadari bahwa dia bukan dirinya sendiri selama jam-jam terakhirnya dan bahwa ada sesuatu yang sangat tidak biasa," kata Vicky, dilansir dari laman Fox News.