REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI -- Tri Darmoko (25 tahun) warga Desa Paras, Kecamatan Cepogo, Boyolali tewas setelah berupaya menyelamatkan kedua orang tuanya dalam peristiwa perampokan bersenjata api yang terjadi pada Sabtu (3/6) sore. Tri begitu akrab disapa, mengalami luka tembak di bagian dada kiri lantaran berusaha melawan pelaku yang hendak mengambil uang milik ayahnya. Suparmo, ayah angkat korban menceritakan peristiwa perampokan yang berujung maut itu.
Kejadian bermula saat Suparmo bersama istrinya Darsilah baru saja pulang dari pasar. Keduanya tiba di rumah pukul 16.00 WIB. Setibanya di rumah, Suparmo berusaha memarkir kendaraannya di pekarangan depan rumah. Sementara Darsilah, yang juga masih berada di dalam mobil membereskan barang bawaan termasuk plastik berisi uang sebesar Rp 10 juta, hasil seharian berjualan sembako di pasar Cepogo, Boyolali.
Baru saja mesin mobil dimatikan, tiba-tiba seorang laki-laki bertubuh besar, mengenakan masker masuk ke pekarangan rumah juragan sembako itu. Lelaki itu kemudian menggedor-gedor jendela kaca mobil yang dikendarai Suparmo. Suparmo pun membuka jendela kacanya. Dengan mengancam, lelaki tersebut meminta agar Suparmo menyerahkan uang yang dibawanya itu.
“Orangnya gondrong, saya lihat cuma satu orang itu, pakai jaket loreng-loreng. Dia bilang, mana uangnya. Kasih ke saya cepat, kalau tidak saya tembak,” kata Suparmo ketika ditemui Republika.co.id di kediamannya pada Ahad (4/6) pagi.
Meski diancam, Suparmo tak mau menuruti pemintaan tersebut. Suparmo memegang erat uang yang disimpanya dalam plastik hitam itu. Namun, pelaku kemudian berupaya paksa menarik plastik berisi uang itu. “Saya bilang, koe itu sopo (kamu itu siapa, Red) berani-beraninya minta uang. Sudah itu, tarik-tarikan uang itu,” tuturnya.
Mendengar ada keributan di pekarangan rumah, Tri, putra Suparmo yang sedang berada di bagasi mobil pun keluar. Korban berusaha membantu ayahnya yang hendak dirampok.
Melihat Tri keluar, pelaku kemudian mengeluarkan senjata api dan menembakannya ke arah Tri. Suparmo pun bergegas turun dari mobil, dan langsung membawa Tri masuk ke dalam rumah. Sementara Darsilah masih berada di dalam mobil. “Anak saya masih kuat lari, kami lari ke belakang rumah, baru setelah itu saya lihat luka, anak saya sudah tak sadar,” katanya.
Suparmo pun berteriak, meminta pertolongan warga. Selang beberapa saat, warga langsung berdatangan. Sedang, pelaku penembakan sudah tak lagi di tempat kejadian. Pelaku melarikan diri tanpa membawa uang milik Suparmo.
Dibantu warga, Suparmo langsung melarikan anaknya itu ke Rumah Sakit Cepogo, Boyolali. Namun, putranya itu tak tertolong. Putranya tewas diperjalan menuju RS. “Istri saya lihat sepeda motor (jenis vario) di jalan, sepertinya itu yang digunakan pelaku. Saya tidak tahu apa ada pelaku lainnya juga,” tuturnya.
Sementara itu, suasana di rumah duka, keluarga dan warga setempat terus berdatangan untuk bertakziyah. Tri, rencananya akan dimakamkan siang nanti. Sementara ibu korban, Darsilah dan istri korban Nita Handika Ayu, usai peristiwa itu, mengalami trauma. Keduanya terus menangis histeris. Kasus ini pun langsung ditangani Kepolisian Resor Boyolali. Kemarin, polisi langsung melakukan olah Tempat Kejadian Perkara.