REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Memanah merupakan bagian dari sunnah Rasul. Kegiatannya tentu akan membawa pahala bagi Muslim yang melakukannya. Apalagi dilakukan pada bulan Ramadhan tentu pahalanya berlipat ketimbang berbuat hal negatif. Hal itulah yang dilakukan sejumlah warga Kampung Gunungmanggu, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat guna mengisi waktu jelang berbuka puasa alias ngabuburit.
Koordinator kegiatan memanah, Sony Sontana mengatakan, mulanya iseng memikirkan kegiatan apa yang bisa dilakukan bersama warga sekitar rumahnya untuk ngabuburit. Mengingat hobi memanahnya telah dilakukan sejak Desember 2016, ia mencoba membicarakannya dengan warga setempat. Warga menyambut baik usulan Sony untuk menggelar latihan memanah bagi warga di lapangan kampung setempat.
Tak semua warga berani mencoba olahraga panahan ini. Sebab, saat Sony menggelar panahan di lapangan, nyaris semua warga hanya melihat saja. Tetapi lama kelamaan, anak-anak yang penasaran mulai berani mencobanya.
"Warga lihat-lihat dulu, baru berani coba-coba habis itu karena penasaran," katanya pada Republika.co.id, beberapa waktu lalu.
Lantaran tergolong olahraga yang cukup berbahaya dengan busur tajam, maka tak semua warga bisa langsung menembakan panah. Mereka mesti mendengar penyampaian tata cara menggunakan busur panah terlebih dahulu oleh Sony. Setelahnya, mereka baru bisa mencoba menggunakan busur beserta anak panah.
"Sebelum main dikasih tahu cara pegangnya, karena semuanya kan pemula, mereka tidak tahu kalau busur tidak boleh ditarik kalau tidak ada anak panahnya, ini bisa bikin rusak busur, jadi mesti dikasih semacam materi sebelum nyoba," ujarnya.
Sony menggelar kegiatan panahannya bersama warga setiap Sabtu dan Ahad sore sehabis ashar hingga jelang waktu berbuka. Setelah berjalan sekitar dua pekan Ramadhan, antusiasme warga terus meningkat. Namun, warga mesti antre menggunakan busur panah karena hanya tersedia tiga unit saja dari yang dimiliki Sony. Saking serunya hobi panahan, bahkan tak jarang ada saja yang datang dari luar wilayah sekitar.
"Ada saja yang datang dari Rajapolah atau Ciamis, mereka rata-rata komunitas panahan, tahu informasinya dari internet," katanya.
Pria berusia 32 tahun itu sebenarnya mengaku segan memulai hobi panahan. Tetapi, sang istrilah, Risty Amalia yang mengajaknya mulai mencoba panahan. Namun ternyata hobi panah malah membuat pasangan itu semakin mesra karena menekuni hobi bersama. "Istri yang ingin panahan sebenarnya, saya ikutan saja diajak istri. Semua teknik belajarnya otodidak dari internet saja jadi belajar dari nol tanpa pelatih," sebutnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpunnya, setidaknya terdapat 12 teknik dasar memanah dari mulai cara berdiri hingga melepas panah. Ke-12 teknik ini, sambungnya, merupakan wujud penguasaan teknik guna mencapai target panah dengan baik. Selain itu, kesabaran dan keuletan wajib dimiliki pemanah.
"Jadi kalau mau belajar panah dari awal mesti mempelajari sikap memanah dulu, karena sikap memanah menerapkan konsep biomekanika sehingga setiap gerakan tidak boleh menyalahi aturan," katanya.
Salah satu warga, Rahmi Yuliani tertarik mencoba panahan karena menjadi bagian dari sunnah rasul. Selain itu, perempuan berusia 49 tahun itu mengaku memperoleh manfaat kesehatan dari olahraga panahan. "Rasanya punggung lebih tegak buat ibu-ibu kayak saya karena posisi memanah ini mesti tegak. Dan jadi kecanduan juga karena terus penasaran kalau belum kena sasaran," katanya.