Ahad 04 Jun 2017 18:30 WIB

Waspada, Daging Celeng Oplosan Beredar di Sumsel

Rep: Maspril Aries/ Red: Andi Nur Aminah
Daging babi oplosan (ilustrasi)
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Daging babi oplosan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Melonjaknya harga daging selama Ramadhan di Sumatra Selatan (Sumsel) dimanfaatkan oleh sejumlah oknum pedagang daging di daerah ini. Mereka menjual daging oplosan, yakni campuran daging sapi dengan daging celeng atau babi hutan yang di jual dengan harga di bawah daging sapi.

“Kami mendapat informasi di Lubuklinggau ada pedagang daging yang menjual daging oplosan sudah tertangkap oleh anggota Polres setempat. Kami imbau kepada masyarakat untuk waspada, karena pada bulan Ramadhan dan menjelang hari raya Idul Fitri ada beredar penjualan daging oplosan tersebut,” kata Kepala Dinas Perdagangan Sumsel Agus Yudiantoro.

Agus menjelaskan, sebelum tertangkapnya penjual daging di Lubuklinggau, beberapa hari sebelum Ramadhan, polisi di pelabuhan Panjang, Lampung berhasil menggagalkan pengiriman sekitar dua ton daging celeng atau babi hutan yang akan dikirim ke Solo. “Dari pengakuan sopir yang membawa, daging celeng tersebut berasal dari Palembang atau Sumsel,” ujarnya.

Kepala Dinas Perdagangan Sumsel mengimbau masyarakat tidak tergiur dengan membeli harga daging sapi murah yang jauh di bawah harga pasar. “Masyarakat atau konsumen juga harus hati-hati dan jeli dalam membeli daging di pasar dengan memperhatikan tekstur daging tersebut,” pesannya.

Untuk mengantisipasi beredar luasnya daging oplosan pada berbagai pasar di Sumsel, menurut Agus sudah dilaksanakan rapat dengan seluruh Kepala Dinas Perdagangan kabupaten dan kota. Tujuannya untuk mewaspadai beredarnya daging oplosan yang dicampur dengan daging celeng.

“Pegawai dari Dinas Perdagangan setempat harus turun memantau langsung ke pasar, selain memantau harga juga memantau penjualan daging sapi dan daging ayam, jangan sampai ada pedagang nakal yang menjual daging oplosan atau daging sapi gelonggongan dan daging ayam tiren atau atau mati kemarin,” katanya.

Sementara itu di Lubuklinggau, Kapolresta Lubuklinggau AKBP Hajat Mabrur Bujangga menjelaskan kepada wartawan tentang tertangkapnya dua orang pedagang daging di Pasar Inpres Lubuklinggau yang menjual daging sapi oplosan yang dicampur dengan daging celeng.

Anggota Polresta Lubuklinggau, Sabtu (3/6) berhasil menangkap dua pedagang daging Amri, 39 tahun warga Jalan Patimura Kecamatan Lubuklinggau Barat II dan Kodri, 46 tahun warga Kelurahan Nikan Jaya, Kecamatan Lubuklinggau Timur I. Juga ikut di sita 52 kilogram daging celeng yang siap di jual.

Menurut Hajat Mabrur, terungkapnya kasus penjualan daging oplosan tersebut dari laporan masyarakat, lalu polisi melakukan penyelidikan dan berhasil menangkap pelakunya. Satu orang pelaku berinisial Tar yang memasok daging celeng tersebut sedang dalam pengejaran polisi.

Berdasarkan pengakuan kedua tersangka, daging celeng tersebut di jual dengan cara mengoplos atau mencampur dengan daging sapi. Pada saat tertangkap, oplos dilakukan dengan komposisi 40 kg daging celeng ditambah 10 kg daging sapi. Lalu di jual dengan harga Rp 80 ribu hingga Rp 100 ribu per kg atau di bawah harga daging sapi normal Rp 120 ribu per kg.

Dari penjualan daging oplosan yang sudah berjalan selama enam bulan pedagang tersebut mengaku mendapat keuntungan mencapai Rp 1 juta per hari. Sementara itu daging celeng di beli dari pemasok dengan harga Rp 20 ribu per kg. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement