Oleh: H. Khumaini Rosadi, SQ., M.Pd.I*
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jauh dari negeri sendiri terkadang ada suka-dukanya. Sukanya, belajar budaya asing dan mempelancar bahasa negara lain. Seperti anak-anak keturunan Indonesia, mereka lebih fasih bahasa Italia ketimbang bahasa ibu.
Dukanya, pengetahuan mereka tentang agama mini. Membaca huruf hijaiyah pun lupa. "Dulu saya sudah tahu itu, tetapi sekarang saya sudah lupa semua," Ucap Faishal, anak keturunan Indonesia yang sejak kecil menetap di Roma.
Faisal mengatakan, jenjang pendidikan di sini agak berbeda dengan di Indonesia. Pendidikan di Italia menerapkan pola 5-3-5, artinya untuk jenjang pendidikan dasar ditempuh dengan lima tahun. Jenjang SMP tiga tahun. Selanjutnya, jenjang SMA lima tahun.
"Jika cerdas bisa selesai lebih cepat," kata Faisal.
Untuk lebih mengefektifkan pengetahuan agama, KBRI Roma dan NUR (Nadwah Ukhuwah Roma) sepakat membuat tema-tema Ramadhan yang dibutuhkan masyarakat Muslim Indonesia di Roma agar efisien pengajaran dan dakwah saya sebagai dai ambassador Cordofa 2017 di Italia. Karena nanti saya bukan hanya bertugas di Roma saja, tetapi nanti akan dijadwalkan di Milan dan juga Vatikan.
Adapun jadwal pengajian yang telah disusun oleh NUR dan KBRI Roma adalah sebagai berikut. Kultum di Setiap hari bada zhuhur. Tema yang harus disampaikan adalah pentingnya shalat, keutamaan sedekah, manfaat membaca Alquran, akidah, dan tauhid dalam Islam.
Sudahkah saya berzakat, perbedaan zakat dan infak, keutamaan Istighfar, menghormati orangtua, persaudaraa dalam Islam, amar makruf nahi munkar, penyakit hati, dan cara menghindarinya, keutamaan menuntut ilmu, kebersihan sebagian dari iman, keutamaan shalat dhuha, manfaat shalat dari segi kesehatan dan sosial, keutamaan shalat tahajjud.
Selebihya adalah saya akan bahas tentang hukum-hukum fikih dasar tentang thaharoh dan hukum-hukum shalat seperti rukun dan sunat sholat, karena ini saja banyak yang masih belum benar.
Setiap Rabu dan Jum’at pengajian ibu-ibu, yanag saya tekankan pada cara membaca Alquran yang baik dan benar. Saya praktekkan makharijul huruf dan pemahaman ilmu tajwid, juga sentuhan anatomi Alquran yang sangat disukai oleh jamaah ibu-ibu istri para diplomat ini.
Pegajian ini dimulai pukul 14. 30 sampai 17.00 pada hari Rau, sedangkan pada hari Jumat dimulai pada pukul 18.00 sampai 20.00 atau menjelang berbuka puasa. Setiap jum’at sore dimulai pukul 15.00 – 17.30 jadwal pengajian anak-anak dan remaja, yang saya isi dengan pengenalan huruf-huruf Hijaiyyah, doa-doa harian, dan hafalan-hafalan surat pendek.
Setiap jum’at dan sabtu juga diagendakan acara berbuka puasa bersama di KBRI Roma, Milan, dan Vatikan secara bergantian. Jumat agenda untuk seluruh keluarga Home staff dan Lokal Staff KBRI Roma. Sedangkan hari Sabtu diadakan untuk umum, untuk seluruh Masyarakat Indonesia dan sekitarnya di Italia.
Semua rangkaian ini dikemas adalah untuk mempererat tali silaturrahmi dan menambah pengetahuan agama Islam di Italia yang memang minim sekali guru agama. Sekalipun ada, itu pun jauh dan mungkin terkendala masalah bahasa.
Semoga masyarakat Muslim di Italia umumya semakin semangat menambah ilmu agamanya. Dan masyarakat Indonesia di Italia umumnya dapat mempererat tali persaudaraan dan kepeduliannya.