Senin 05 Jun 2017 15:28 WIB

TGB: Allah dan Rasul-Nya Cinta pada Profesionalitas

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Agus Yulianto
Gubernur NTB Muhammad Zainul Majdi
Foto: ROL/Sadly Rachman
Gubernur NTB Muhammad Zainul Majdi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur NTB TGH Zainul Majdi diundang oleh DKM Masjid Lukmanul Hakim untuk menyampaikan tentang profesionalitas di dalam Alquran dan hadist. Namun, dirinya mengaku, sebenarnya tidak kualifikasi membahas itu tema sebab masih banyak yang mampu membahasnya.

Meski demikian, Tuang Guru Bajang ini memaparkan bagaimana memahami Allah dan rasul cinta kepada profesionalitas. "Pertama, hidup kita hanya sekali saja kesempatan tidak akan datang dua kali tidak ada cerita orang meninggal lalu diberikan kesempatan hidup kembali dalam bentuk yang sempurna. Hidup lagi," katanya di Masjid Lukmanul Hakim, Politeknik Negeri Bandung, Senin (5/6). .

Ada kisah dalam hadist rasul tentang kejadian dimana ada manusia yang meninggal tapi lalu dikembalikan ruhnya bukan untuk hidup lagi, tapi karena ada satu kebutuhan tertentu dia harus menjadi saksi terhadap siapa yang membunuhnya.

"Ada satu cerita yang sama, karena dia harua menceritakan kepada masyarakat soal satu kebenaran lalu meninggal lagi.Tidak ada orang hidup dua kali, tapi hanya satu kali saja," ujarnya.

Dalam Alquran, kita lihat surat Al Maidah soal kisah Isa yang kemukjizatannya menghidupkan yang mati. Itu pun menghidupkan lagi, bukan kemudian bisa beraktivitas lagi, tapi hidup sebentar lagi, tapi hanya membuktikan isa punya mukjizat ssebagai rasul.

"Hidup satu kali ini oleh Allah SWT diberikan kepada kita sebagai karunia luar biasa dan kesempatan yang besar, maka Allah memberikan perangkat yang diperlukan kepada manusia dengan baik yaitu agama Islam," ujarnya.

Dalam Alquran itu, perlu bagaimana kehidupan ini harus menjadi kehidupan yang bermanfaat, perlu dengan kisah-kisah, uraian dan proses penciptaan yang membuat kita sadar, semuanya diciptakan dalam bentuk terbaik dan semuanya didedikasikan untuk manusia.

Hidup hanya sekali, Allah memberikan alam raya dan seluruh isinya didedikasikan untuk manusia. "Seperti inilah Rasul memahami kehidupan, maka modal yang sama yang diberikan kepada Rasul dan sahabatnya sehari semalam itu outpoutnnya ternyata berlipat lipat dari 24 jam itu," kata TGB. 

"Sama-sama kita punya waktu 24 jam, tetapi ada yang mampu memaknai kehidupan dengan sebaiknya dan ada yang menganggap hidup lewat saja," tambahnya.

Kehidupan adalah hadiah dan amanah dari allah hadiah karena kita tidak memilih untuk hidup, kita dikasih. Hadiah itu dalam Islam memiliki  dua sisi bahwa pada setiap nikmat ada pertanggungjawaban setiap hadiah dia berarti.  Kehidupan adalah hadiah dan amanah.

Dalam Alquran yang menjadi inspirasi Rasul dan bagi semua, Allah berulang kali mengatakan bumi ini telah ditumbuhkan untuk manusia dan dikelola dengan sebaiknya. "Tugas kita bukan menciptakan di bumi ini, tapi tugas kita mengelola," tegasnya.

Untuk mengelola itu harus dengan prinsip ikhsan. Itu adalah bagainana memaksimalkan satu potensi kebaikan yang Allah berikan untuk mewujud kebaikan yang berlipat ganda. Dengan ikhsan perbuatan biasa bisa menjadi perbuatan istimewa.

Ikhsan itu adalah profesionalitas ketika itu dilakukan dalam kehidupan, maka lahir legenda dan contoh-contoh luar biasa, yang lahir etika dan nilai yang murni. "Profesionalitas itu melakukan terbaik, dalam Islam menciptakan sistem etika itu penting dasarnya tauhid," ucapnya.

Umat Islam sama dengan Indonesia. Majunya bangsa Indonesia ini secara hakiki bagaimana majunya umat Islam. 

Profesionalitas dalam Islam itu linear dengan sistem yang ada. Inilah yang menjadi energi dalam peradaban Islam, profesionalitas yang tersambung dengan sistem etika yang kuat, sehingga ketika kita membaca sejarah peradaban Islam dimana pun ketika ada ruang mengaplikasikan Islam dengan baik, maka banyak kebaikan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement