Senin 05 Jun 2017 15:46 WIB

Hari Ini, Peringatan Al-Aqsha Direbut Israel

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Agus Yulianto
Demonstran Palestina bersitegang dengan tentara Israel saat perayaan Nakba di El Walaja, Tepi Barat, Palestina (Ilustrasi)
Foto: Reuters/Ammar Awad
Demonstran Palestina bersitegang dengan tentara Israel saat perayaan Nakba di El Walaja, Tepi Barat, Palestina (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hari ini, 5 Juni adalah hari bersejarah untuk umat Islam. Hari ini tepat 50 tahun peringatan Al-Aqsha jatuh ke tangan Israel. Pengambilalihan kendalinya resmi pada 5 Juni 1967.

"Hari ini tepat 50 tahun pengendalian Al-Aqsha di bawah tangan Israel," kata Imam Besar Masjidil Aqsha, Shekh Mustafa Muhammad Abdel Rahman AtTawil, saat bersilaturahim ke kantor Republika, Jakarta, Senin (5/6).

Lima puluh tahun bukan waktu yang sebentar. Israel telah membuat banyak sekali perubahan di sana. Perubahan itu, tambah Shekh Mustafa, semakin jelas untuk menghilangkan jejak Islam dari tempat Nabi Muhammad SAW mi'raj tersebut.

Umat Islam semakin sulit untuk beribadah di sana. Israel menerapkan peraturan-peraturan yang membatasi mobilitas Muslim dari luar ke dalam kompleks Al-Aqsha. Pembatasan diatur berdasarkan usia.

Umat Muslim yang hendak masuk kompleks wajib mendapat izin dari Israel kecuali mereka yang berusia di atas 50 tahun. Ramadhan kali ini, pembatasan usia dikurangi jadi 40 tahun. Kompleks pun hanya dibuka sejak Subuh hingga Isya.

Sejak 50 tahun itu, Israel membangun juga terowongan di bawah kompleks untuk akses masuk. Terowongan dibangun dari sisi selatan kompleks menuju ke tembok Harapan.

Sampai sekarang, terowongan itu sudah berkembang sangat masif. "Hampir seluruh bawah tanah kompleks sudah dipenuhi oleh terowongan, termasuk di bawah masjid-masjid," kata Shekh Mustafa. 

Terowongan ini bertujuan membagi kompleks Al-Aqsha jadi dua bagian. Namun, pada kenyataannya masjid di sana bisa runtuh karena pembangunan tersebut. Hingga mungkin tidak bisa lagi untuk dipulihkan.

Selain umat Muslim yang semakin terbatas, jumlah umat Yahudi yang masuk kompleks semakin bebas. Pemukim Yahudi di sana bisa kapan pun mengunjungi kompleks untuk beribadah di Tembok Harapan.

Shekh Mustafa menyampaikan kompleks Al-Aqsha memiliki luas sekitar 144 ribu meter persegi. Di sana ada tiga masjid yang tidak bisa dipisahkan dan menjadi satu kesatuan.

"Saat Nabi Muhammad SAW miraj ke Arsy, Al Aqsha belum dalam bentuk bangunan. Namun, menurut para ulama letaknya di dekat Kubah Al-Shakhra," katanya. Menurutnya, tidak ada Al-Aqsha secara khusus. Al-Aqsha adalah sebuah kompleks yang tidak bisa dipisahkan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement