REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe meminta Indonesia untuk lebih terlibat dan memberikan perhatian untuk mendekati Korea Utara agar menghentikan tindakan provokasi dengan uji coba senjata nuklir di Semenanjung Korea.
"Begini, karena kita dengan Korea Utara diplomatik dan dinasnya itu bebas masuk ke Indonesia, Jepang minta perhatian untuk hal tersebut," kata Wapres usai melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe di Hotel Imperial Tokyo, Jepang, Senin (5/6).
JK menambahkan, kedekatan hubungan Indonesia dengan Korea Utara dinilai Abe dapat digunakan untuk mendekati pemerintah negara yang dipimpin Kim Jong-un tersebut untuk menghentikan aksi uji coba senjata nuklir.
"Efek dia yang selalu terlibat dengan nuklir ini dianggap berbahaya dan mengancam negara-negara lain, jadi kita diminta memberikan perhatian lebih," ujarnya.
Selain itu, posisi Indonesia yang juga bersahabat Baim dengan Korea Selatan juga dianggap memberikan nilai lebih untuk menengahi dua saudara tua Utara-Selatan yang hingga saat ini belum damai.
Pertemuan bilateral dalam konteks kunjungan kehormatan Wapres RI kepada PM Abe tersebut juga membahas kerja sama ekonomi kedua negara, yakni percepatan realisasi investasi infrastruktur di Indonesia, komitmen peningkatan investasi manufaktur, dan penambahan jumlah penerimaan tenaga kerja Indonesia di Jepang.
Selain Rahmat Gobel, hadir mendampingi Wapres dalam pertemuan tersebut, yakni Duta Besar RI untuk Jepang Arifin Tasrif, mantan Menteri Perdagangan dan Duta Besar RI untuk Jepang Muhammad Lutfi, Kepala Sekretariat Wapres Mohammad Oemar, dan Ketua Tim Ahli Wapres, Sofyan Wanandi.