Senin 05 Jun 2017 22:28 WIB

TGB: Indonesia akan Kian Kuat Jika Anak Mudanya Baca Alquran

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Teguh Firmansyah
Gubernur Nusa Tenggara Barat TGH M Zainul Majdi.
Foto: Mahmud Muhyidin
Gubernur Nusa Tenggara Barat TGH M Zainul Majdi.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur NTB, TGH M Zainul Majdi yang akrab disapa Tuan Guru Bajang mengungkapkan Indonesia akan semakin kuat dan kokoh jika para anak mudanya mencintai Alquran.

Ia pun mensyukuri aktivitas di Masjid Al Lathiif jelang shalat tarawih yang penuh dengan anak muda tengah membaca Alquran. Keberadaan masjid tersebut seperti menjadi oase di Bandung.

“Masjid ini menjadi oase di Bandung yang bisa membuat ketenangan hati kita dan patut bersyukur ketika saya melihat anak muda kita sedang membaca alquran,” ujarnya kepada ratusan jamaah mesjid yang hendak shalat Taraweh, Senin (5/6).

Ia menceritakan sebuah kisah yang diperoleh dari gurunya saat dulu belajar di Kairo. Terdapat sebuah kerajaan kecil di Andalusia yang dibenci oleh kerajaan yang berada di sekelilingnya. Kemudian, raja yang membenci kerajaan tersebut mengutus mata-mata untuk menggali informasi.

Saat tengah berada di pintu gerbang tersebut, katanya, mata-mata tersebut melihat seorang pemuda yang menangis tersedu-sedu. Lantas, mata-mata tersebut bertanya mengapa menangis sesedih itu kepada pemuda tersebut. Lalu, kemudian pemuda tersebut menjawab jika ia sedih karena melewatkan shalat subuh berjamaah di masjid.

“Lalu begitu mendengar itu, mata mata itu kembali kepada rajanya untuk melapor. Saat itu, raja mengatakan menugaskan mata mata tersebut dua minggu namun baru dua hari sudah kembali. Kata mata mata itu, tidak ada artinya saya mencari informasi dari seorang anak muda yang tersedu karena terlewat shalat berjamaah di mesjid,” ungkapnya menceritakan kisah tersebut.

Baca juga, TGB dan Aher Saling Memuji.

urut TGB, bangsa atau negara yang anak mudanya punya semangat dan jiwa karakter kuat seperti itu tidak akan tembus dengan apapun. Sehingga jangan mimpi menaklukan bangsa tersebut.

Kemudian tiga tahun berikutnya, raja tersebut mengirim kembali mata-mata untuk menggali informasi. Saat di pintu gerbang kerajaan, seorang pemuda tengah menangis karena sedang putus cinta.

Lalu, mata-mata tersebut pulang ke rajanya dan meceritakan hal tersebut. Kemudian sang raja mengatakan saat ini untuk segera menyerang. “Pemuda menangis karena putus cinta maka itu menandakan karakternya sudah tidak sekuat sebelumnya. Tidak lama kerajaan itu dalam tiga hari takluk,” katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement