Selasa 06 Jun 2017 00:06 WIB
Haul Sukarno

Sukarno dan Islam

Persembahan khusus Republika untuk Sukarno.
Foto: Dokumentasi Republika
Persembahan khusus Republika untuk Sukarno.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Irfan Junaidi, Pemimpin Redaksi Republika

Siapa yang tak kenal Presiden Pertama Republik Indonesia, Ir Sukarno. Nama salah satu pendiri bangsa ini begitu melegenda. Entah berapa buku telah diterbitkan dalam berbagai bahasa untuk menggambarkan sosok pemimpin yang fenomenal ini.

Hingga sekarang, Indonesia belum memiliki lagi tokoh sekaliber Bung Karno. Kemampuan pidatonya yang ulung telah memikat dunia. Seruan-seruanny anya yang lantang telah menggerakkan bangsa ini menuju kemerdekaan. Perjuangannya yang gigih merebut kemerdekaan membuat para penjajah gentar.

Hari ini, tanggal 6 Juni adalah hari kelahiran Bung Karno. Secara khusus Republika menghadirkan kado istimewa untuk memperingati hari lahir Sang Proklamator kemerdekaan Republik Indonesia. Edisi Sukarno dan Islam menjadi persembahan Republika untuk masyarakat yang ingin melihat sejarah tentang eratnya hubungan Islam dan nasionalisme.

Belakangan muncul kalangan yang ingin membenturkan Islam dan nasionalisme. Padahal jika menengok sejarah perjalanan bangsa ini, Islam dan nasionalisme merupakan satu kesatuan. Ajaran untuk mencintai bangsa dan negara adalah sesungguhnya ajaran Islam. Karena itulah maka para ulama di masa lalu juga sekaligus menjadi pemimpin perang melawan penjajah. Para ulama juga menjadi bagian penting dalam proses perumusan dasar dan falsafah bangsa Indonesia.

Mereka bergandengan tangan dengan para tokoh agama lain untuk bersama-sama membangun Indonesia. Dialog keagamaan pada masa itu sangatlah jauh dari semangat untuk saling memojokkan satu sama lain. Teladan yang indah telah dilukiskan oleh para pendahulu.

Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila adalah juga nilai-nilai Islam. Perhatikan sila demi sila dalam Pancasila. Semua itu merupakan bagian bagian penting dalam ajaran Islam.

Sangatlah tidak produktif mereka yang berusaha membenturkan Islam dan nasionalisme. Edisi Sukarno dan Islam ini juga disiapkan sebagai jalan untuk kembali memahami keakraban antara kedua ideologi tersebut. Bung Karno menjadi salah satu cermin untuk melihat lebih dalam hubungan Islam dan nasionalisme dalam sejarah perjalanan Indonesia. Semoga, terbitnya edisi khusus ini juga menjadi bagian dari ikhtiar untuk menguatkan persatuan dan kerukunan warga bangsa dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement