Selasa 06 Jun 2017 07:04 WIB

Polisi Australia Tembak Mati Pelaku Penyanderaan

 Petugas Kepolisian Australia (AFP) di Bandara Sydney.
Foto: abc news
Petugas Kepolisian Australia (AFP) di Bandara Sydney.

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Kepolisian Australia pada Senin menembak mati seorang pria bersenjata di kota Melbourne, yang menyandera seorang perempuan, dan menyelidiki kemungkinan motif terorisme dalam aksi tersebut. Petugas mencoba berunding dengan penawan itu lebih dari satu jam, sebelum tembak-menembak terjadi.

Australia, negara sekutu dekat Amerika Serikat, yang giat memerangi IS di Suriah dan Irak, waspada akan kemungkinan serangan oleh kelompok garis keras dalam negeri, yang kembali dari perang di Timur Tengah.

Sejumlah petugas tertembak dalam perundingan untuk melepaskan tawanan di rumah susun kawasan pantai Brighton, kata pejabat setempat. Mereka juga menambahkan bahwa seorang pria lain ditemukan tewas akibat luka tembak.

Kepolisian negara bagian Victoria mencoba memasuki bangunan dan bernegosiasi dengan seorang pria, setelah seorang wanita menelpon layanan darurat dan menyatakan bahwa dia tengah disandera, kata wakil komisioner Andrew Crisp kepada para wartawan.

Setelah perundingan berakhir dengan kegagalan, pria penyandera muncul dan mulai menembaki polisi sehingga menewaskan tiga anggota sebelum ditembak mati. "Terorisme adalah salah satu motif yang tengah kami selidiki," kata Crisp, dengan menambahkan bahwa unit anti-terorisme dan uni kriminal terlibat dalam penyelidikan tersebut.

Kepolisian juga menyelidiki sebuah laporan adanya panggilan telepon terhadap sebuah stasiun televisi. Dalam perbicangan telepon itu, seorang sumber mengatakan bahwa insiden di Melbourne punya keterkaitan dengan ISIS.

Polisi belum mengetahui jatidiri penelpon atau penyandera itu. Wanita yang ditawan berhasil diselamatkan, kata Crisp, sementara petugas tertembak tidak menderita luka yang membahayakan nyawa.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement