REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Lebih dari 130 imam dan pemimpin Muslim mengatakan menolak melakukan shalat jenazah terhadap pelaku serangan penusukan London Sabtu lalu.
Para pemuka agama dari seluruh Inggris dan dari berbagai mazhab berbeda mengambil langkah luar biasa tersebut karena merasakan sakitnya penderitaan korban dan keluarganya. Mereka juga mengimbau pihak lain melakukan hal sama.
"Kami tidak akan melakukan shalat jenazah terhadap pelaku, dan kami mendesak rekan imam dan pemuka agama melakukan hal yang sama. Ini karena tindakan keji itu sama sekali bertentangan dengan ajaran agama Islam yang agung," kata mereka, dilansir dari The Guardian, Senin (5/6).
Tindakan itu diambil setelah pemimpin senior Muslim dan pemimpin komunitas mengatakan akan melipatgandakan upaya mengusir ekstremisme di komunitas mereka usai serangan London.
Komandan Polisi Metropolitan yang beragama Islam, Mak Chishty mengatakan setiap Muslim memiliki kewajiban setia kepada negara tempat mereka tinggal. Sekretaris Jenderal organisasi payung Dewan Muslim Inggris Harun Khan mengungkapkan kemarahannya atas serangan yang dilakukan tiga pria itu.
"Kami ingin melakukan sesuatu," katanya.
Khan mengatakan menjadi kewajiban semua orang untuk menghentikan pelaku kejahatan semacam itu. "Kita semua bergulat dengan ideologi kebencian ini. Ini adalah ideologi yang membuat pembunuhan dan pembenci menjadi dingin, dan menggunakan kata-kata Islam sebagai jubah untuk membenarkannya," ujar Khan.