REPUBLIKA.CO.ID, DOHA – Negara-negara Arab, termasuk Arab Saudi dan Mesir memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar pada Senin (5/6) waktu setempat. Mendengar kabar tersebut, warga Qatar langsung berbondong-bondong menuju pusat perbelanjaan untuk memenuhi stok barang kebutuhan mereka. Qatar sangat bergantung pada impor makanan, yang sebagian besar dari negara-negara Teluk tersebut.
Arab Saudi memberlakukan blokade makanan secara de fakto terhadap Qatar. Meskipun pejabat Qatar sudah memperingatkan warganya tidak panik, namun tetap saja warga sepertinya tidak ingin mengambil risiko. Hanya beberapa jam setelah lima negara Arab memutuskan hubungan diplomatik dengan kerajaan tersebut, supermarket Carrefour di mal pusat kota Doha dipenuhi dengan pembeli.
Bahkan antrean di kasir bisa mencapai hingga 25 orang. Para pembeli menumpuk troli dan keranjang belanjaan mereka dengan barang kebutuhan pokok seperti susu, nasi dan ayam. Salah satu warganet mencicitkan kondisi supermarket tersebut. “Masif, antrean di supermarket utama Doha, tidak ada ayam atau susu yang tersisa (pukul 16.18) #QatarCrisis Semua orang mengisi stok,” kata pemilik akun @Mark_Coughlan.
Baca: Bagaimana Nasib Jamaah Haji dan Umrah Qatar di Saudi?
Qatar mengimpor bahan makanan seperti ayam dari Arab Saudi, dan penduduk setempat dengan cepat membawa kabar pemutusan hubungan diplomatik itu ke media sosial. Mereka mengeluhkan jika mereka harus makan unggas dari Oman.
Seperti Ernest dari Lebanon, dia juga segera pergi berbelanja karena dia tahu orang lain akan melakukan hal yang sama. “Ini adalah siklus panik dan saya perlu mendapatkan pasta,” ujarnya saat berbelanja dengan keluarga mudanya, mereka tidak hanya mendoronng satu troli, tapi dua.
Namun berbeda dengan Denis, dari Jerman, yang sedang berbelanja di supermarket Al-Meera. Ia meyakini krisis tersebut hanyalah badai sementara. “Ini hanya kartu kuning,” katanya menanggapi kondisi Qatar yang akan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022. “Apa yang bisa mereka lakukan? Ini adalah salah satu negara terkaya di dunia.”
Untuk mencoba mencegah meluasnya kepanikan warga dalam mengisi stok kebutuhan mereka, pemerintah Qatar segera memberikan pernyataan rute pengiriman dan wilayah udara tetap terbuka untuk impor. “Pemerintah Qatar akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk menggagalkan upaya mempengaruhi dan merugikan masyarakat dan ekonomi Qatar,” kata pernyataan terssebut, menurut The Guardian, Selasa (6/6).
Salah satu sektor ekonomi yang bisa sangat parah terpengaruh adalah ekspor, termasuk barang seperti mesin, peralatan elektronik atu ternak yang diangkut melalui jalan darat ke Arab Saudi. Menurut perkiraan PBB, ekspor Qatar ke Arab Saudi mencapai 896 juta dolar AS pada 2015.
Pemutusan hubungan diplomatik ini juga berpotensi menjadi berita buruk bagi industri jasa, termasuk hotel dan sopir taksi di Doha. Biasanya orang-orang Arab Saudi berduyun-duyun menuju Qatar ketika libur Idul Fitri pada akhir bulan Ramadhan.