REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Gedung Putih membela Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump setelah dirinya menyinggung Wali Kota London Sadiq Khan pasca insiden teror di London pada Sabtu (3/6).
Menurut Gedung Putih, Trump tidak berniat menyerang atau bertikai dengan Sadiq Khan, namun media massa membingkainya demikian. Sebelumnya, melalui akun Twitter pribadinya, Trump menyinggung Sadiq Khan pasca terjadinya insiden teror di London.
"Sedikitnya tujuh orang tewas dan 48 orang terluka dalam serangan teror dan Walikota London mengatakan tidak ada alasan untuk khawatir," ucap Trump lewat akun Twitter pribadinya, seperti dilaporkan laman The Independent, Selasa (6/6).
Kemudian, Trump juga mencicit tentang alasan menyedihkan Khan untuk pernyataannya. Mengklaim media mainstream bekerja keras untuk menjualnya. Karena cicitannya tersebut, Trump dibanjiri kritik.
Banyak pihak menuding Trump mempolitisasi insiden teror London dan menggunakannya untuk memajukan tujuannya sendiri, khususnya terkait larangan perjalanan dari negara mayoritas Islam. Merespons hal tersebut, Wakil Sekretaris Pers Gedung Putih Sarah Huckabee Sanders mencoba memberikan klarifikasi terkait cicitan Trump.
Menurut Sanders, mereka memberikan keleluasaan kepada sang presiden untuk berbicara langsung kepada masyarakat, melalui akun Twitter, tanpa bias media menyaring komunikasi tersebut. Ia juga mengungkapkan bahwa Trump tidak bertikai dengan Wali Kota London Sadiq Khan.
"Tapi media ingin memutarnya menjadi seperti itu," ujar Sanders.
Dalam konferensi pers yang digelar, Sanders pun membela kebijakan Trump terkait larangan perjalanan dari enam negara mayoritas Islam. Ia menilai kebijakan tersebut memang cukup relevan dengan kondisi keamanan saat ini.
"Salah satu alasan kami memberlakukan larang bepergian di sini, melalui perintah eksekutif ini, adalah fokus pada keamanan nasional," ucapnya.