REPUBLIKA.CO.ID, MARAWI -- Militan yang menguasai sebagian Kota Marawi di Filipina telah menyiapkan diri untuk pertempuran panjang. Pasukan keamanan telah mencoba mengusir pasukan bersenjata sejak dua pekan lalu.
Pejabat militer mengatakan militan bersembunyi di terowongan dan basement dengan banyak stok makanan dan senjata. Konflik tersebut menewaskan sedikitnya 170 orang, termasuk 20 warga sipil. Lebih dari 18 ribu penduduk mengungsi.
Ratusan warga diyakini masih terperangkap dengan cadangan makanan yang menipis. Pemerintah yang telah melakukan serangan udara mengklaim melakukan kemajuan, namun belum menguasai penuh kota.
Pejabat militer senior mengatakan kepada wartawan mereka meyakini militan bersembunyi di jaringan penampungan bawah tanah yang dibangun bertahun-tahun lalu.
"Ada terowongan bawah tanah dan basement yang bahkan tidak bisa dihancurkan dengan bom," kata Kepala Komando Militer di Mindanao, Mayor Jenderal Carlito Galvez, dilansir BBC, Selasa (6/6).
Pemerintah dan militer memperkirakan jumlah militan yang tersisa di Marawi antara 40 sampai 200 orang. Militan juga tampaknya bersiap-siap berperang dengan menempatkan cadangan makanan di sejumlah masjid dan sekolah agama beberapa hari sebelum mengambil alih kota.