Selasa 06 Jun 2017 18:56 WIB

NU Cabang Inggris: Teror di Ramadan Dosa Besar

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Gita Amanda
Tanda belasungkawa terpampang di jalan dekat lokasi aksi teror di Jembatan London
Foto: Facundo Arribazalaga/EPA
Tanda belasungkawa terpampang di jalan dekat lokasi aksi teror di Jembatan London

REPUBLIKA.CO.ID LONDON -- Pengurus Cabang Istimewa (PCI) Nahdlatul Ulama di Inggris raya mengecam aksi teror yang terjadi di area London Bridge, London, Sabtu malam (3/6) lalu. Ketua PCI NU United Kingdom, Ahmad Ataka, menilai aksi teror yang menyebabkan meninggalnya tujuh warga sipil ini termasuk ke dalam dosa besar.

"Serangan terhadap warga sipil, terutama di bulan suci ramadan, bukan hanya tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam tapi juga termasuk dosa besar,” kata Ataka melalui keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Selasa (6/6).

Pihaknya menyebut aksi ini justru menjadi justifikasi tindakan Islamophobia yang menyasar minoritas Muslim di barat dan terutama di London. Data The Metropolitan Police di London menunjukkan peningkatan insiden dan tindak kriminal Islamophobia sebanyak 69.64 persen pada 2015 dan terus meningkat 16.84 persen di 2016.

Mantan Wakil Ketua Tanfidziyah PCI NU UK Didiek Wiyono menjelaskan, Islam justru menjadi korban atas aksi teror di London dan beberapa wilayah lain yang terjadi belakangan seperti di Kabul, Baghdad, dan Qatif.

“Mungkinkah tindakan yang merugikan ummat Islam dan merusak citra Islam itu dilakukan oleh oknum yang 'jernih' pemahaman agamanya? Fair-kah jika ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas aksi teror itu disebut (atau menyebut diri mereka) sebagai Umat Islam atau kelompok jihad Islam?” kata Didiek

Didiek pun mengajak seluruh umat Islam untuk memerangi teror. Pihaknya juga siap bekerja sama dengan pemerintah dan warga Inggris untuk menyebarkan paham islam moderat dan ramah.

NU juga mendorong semua pihak untuk tetap tenang dan waspada serta melaporkan segala tindakan mencurigakan maupun terror kebencian kepada pihak berwenang. Aksi teror penyerangan menggunakan van dan penusukan ini diduga dilakukan tiga orang yang telah ditembak mati di tempat oleh pihak kepolisian di sekitar lokasi kejadian.

Hingga kini, kepolisian masih menginvestigasi teror yang terjadi kedua kalinya dalam tiga bulan belakangan di ibukota Inggris Raya ini. Hingga kini, aparat belum merilis identitas dan motif penyerangan.

Meski teror ini melumpuhkan jalur bus dan kereta di pusat kota London selama akhir pekan lalu, warga tetap beraktivitas. Pada Ahad (4/6) pagi, sejumlah turis juga tampak memadati area wisata di sekitar London Bridge seperti Tower Bridge dan Tower of London.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement