REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menegaskan, Islam merupakan agama yang menghadirkan kesejukan, kelembutan, dan toleran dalam menghadapi perbedaan.
"Menjadi pekerjaan rumah (PR) bersama untuk mengembalikan citra Islam sebagai agama yang lembut dan toleran, termasuk Majelis Ulama Indonesia (MUI)," katanya di Semarang, Selasa (6/6).
Hal tersebut diungkapkan Hendi, sapaan akrab Hendrar Prihadi, dalam Silaturahim Safari Ramadhan 1438 Hijriyah yang dirangkai dengan pelantikan jajaran pengurus MUI Kecamatan Gayamsari, Semarang. Kegiatan yang bersamaan dengan buka puasa bersama itu, dilaksanakan di Masjid Al Ikhlas, Gayamsari, dilanjutkan dengan pelantikan yang dilakukan langsung oleh wali kota.
Hendi mengajak seluruh elemen umat Islam, khususnya MUI, untuk terus mengembangkan sikap yang penuh toleransi, kasih sayang, dan saling menghormati sebagaimana diajarkan Islam. Menyikapi adanya sorotan terhadap gerakan radikalisme belakangan ini, kata dia, semestinya justru disikapi dengan membuktikan kesejukan Islam yang sebenarnya.
"Anggapan dan sorotan miring itu tidak benar. Mari kembangkan sikap toleransi, kasih sayang, dan saling menghormati untuk membuktikan kesejukan Islam yang sebenarnya," katanya.
Khusus terhadap MUI, dia mengakui bahwa lembaga tersebut dengan berbagai fatwanya diharapkan menjadi panutan bagi seluruh umat Islam sehingga teruslah menjadi pengayom dan "pamomong" umat.
"Untuk pengurus baru yang dilantik. Terus bangun komunikasi dan konsolidasi yang baik, serta menjadi panutan. Ibarat shalat, MUI adalah imamnya dan umat Islam adalah makmumnya," kata Hendi.
Ketua MUI Kota Semarang Prof Erfan Soebahar mengharapkan pengurus yang baru bisa amanah dan solutif dalam menyikapi berbagai persoalan yang terjadi, khususnya di Kota Semarang. "Pelantikan semacam ini sebenarnya upaya untuk lebih mendekatkan pelayanan terhadap umat, hingga tingkat kecamatan. Tetaplah amanah dengan jabatan yang diemban," katanya.
Hadir dalam kesempatan itu, Sekretaris Daerah Kota Semarang Adi Trihananto, jajaran muspika, para alim ulama, tokoh masyarakat, dan keluarga besar MUI Kota Semarang.