REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pengkajian Ramadhan PP Muhammadiyah berlangsung 5-7 Juni di Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ). Tidak cuma dari kalangan Islam, dialog-dialog dihelat turut menghadirkan tokoh-tokoh Katolik dan Kristen demi memberi beragam pandangan kepada warga Muhammadiyah.
Pada hari kedua, sekularisme, ekstrimisme, dan tren keberagaman global diangkat menjadi salah satu tema dialog yang dihadiri tokoh-tokoh agama. Hadir tokoh Katolik Romo Franz Magnis Suseno dan tokoh Kristen Pendeta Richad Daulay.
Usai memberikan pandangannya, Franz mengaku cukup senang mengikuti dialog antaragama yang digelar PP Muhammadiyah. Karenanya, ia berpendapat, dialog-dialog serupa sangat perlu untuk dikembangkan di dalam kalangan akademik.
Tapi, lanjut Franz, dialog serupa penting pula untuk tidak dibatasi dengan menghadirkan tokoh-tokoh agama semata. Ia menilai, dialog antaragama sangat penting dapat dikembangkan di tengah-tengah masyarakat yang ada di akar rumput. “Tujuannya, agar saling kenal satu sama lain dan timbul rasa saling percaya antar umat beragama," kata Franz kepada Republika, Selasa (6/6).
Franz menekankan, rasa kenal dan saling percaya itu memiliki posisi penting dalam menghadapi tantangan di masa depan. Teruama, dalam mengatasi masalah-masalah yang tidak jarang memanfaatkan dan mengusik isu-isu keberagaman.