Rabu 07 Jun 2017 13:04 WIB

Rajin OTT, KPK Disebut Turun Kelas

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Bilal Ramadhan
Petugas KPK memperlihatkan barang bukti berupa uang hasil operasi tangkap tangan (OTT).  (ilustrasi)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Petugas KPK memperlihatkan barang bukti berupa uang hasil operasi tangkap tangan (OTT). (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi III DPR RI Muhammad Nasir Djamil berpendapat, saat ini KPK tengah senang-senangnya menggelar operasi tangkap tangan (OTT) terhadap para pelaku tindak pidana korupsi. Menurut Nasir, OTT lebih disenangi KPK karena tak butuh kerja keras.

"Cukup hidupkan alat sadap dan garap beberapa informan untuk memuluskan rencana OTT," kata Nasir saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (7/6).

Nasir melanjutkan, karena tak butuh kerja keras itu, OTT menunjukkan KPK sudah turun kelas dan bermain di kelas teri. Sehingga, tujuan didirikan KPK akhirnya tidak seperti yang diharapkan. Sebab, OTT membuat KPK akhirnya menjadi lembaga tukang tangkap.

"OTT menunjukkan bahwa KPK sudah turun kelas dan bermain di kelas teri. Tujuan didirikan KPK akhirnya tidak seperti yang diharapkan karena OTT membuat KPK akhirnya menjadi lembaga tukang tangkap," terang Nasir.

Padahal, lanjut Nasir, road map KPK sampai 2023 adalah mewujudkan sistem integrasi nasional. Kehadiran KPK juga diharapkan bisa membuat indeks persepsi korupsi meningkat dan mampu membangun sistem yang membuat setiap orang tidak berani korupsi.

"Ternyata bangsa Indonesia kecele dan kecewa. Bahkan baru baru ini ICW buat rilis yang menyebutkan bahwa kinerja KPK lebih rendah dari kejaksaan dalam mengungkap kasus kasus korupsi," ucap Nasir.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement