Rabu 07 Jun 2017 13:42 WIB

Persib Belum Bisa Pastikan Pelatih Saat Lawan Persiba

Rep: Febrian Fachri/ Red: Israr Itah
Pesepakbola Persib Bandung melakukan sesi latihan ringan.
Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Pesepakbola Persib Bandung melakukan sesi latihan ringan.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Persib Bandung masih dalam ketidakpastian tentang nasib pelatih Djadjang Nurdjaman. Pelatih 59 tahun itu secara lisan mengucapkan mundur di hadapan pemain dan manajemen klub. Tapi, mundurnya Djadjang masih belum disetujui oleh manajemen karena belum ada pengajuan secara resmi.

Akhir pekan ini Persib akan menjamu Persiba Balikpapan dalam laga pekan kesepuluh Liga 1 di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Ahad (11/6). Media Officer Persib Irfan Suryadireja mengatakan, klub belum bisa memastikan siapa yang akan memimpin tim apakah tetap Djadjang atau asisten pelatih Herry Setiawan.

"Belum bisa disebutkan, sambil berjalan saja dulu, apakah nanti yang memimpin pak Djadjang atau Pak Herry," kata Irfan di Stadion Siliwangi, Bandung, Selasa (6/6).

Herry menjadi penanggung jawab sementara memimpin latihan Persib jelang lawan Persiba. Herry mulai mengambil alig tugas memberi arahan saat persiapan di Mess Persib di Jalan Ahmad Yani, Bandung. Sampai di lokasi latihan, pelatih jangkung itu juga yang memberi aba-aba atas program latihan yang akan dijalani Atep Rizan dan kawan-kawan.

"Pak Herry bilang saat ini fokus tim adalah persiapan lawan Persiba,"ujar Irfan.

Isu tentang pelatih Si Pangeran Biru sangat ramai dibicarakan oleh kalangan bobotoh dan di berbagai media massa dan media sosial.

Djadjang mengatakan mundur karena desakan keluarga. Namun manajemen Persib lewat manajer Umuh Muchtar beberapa hari lalu ingin Djadjang menganulir keputusan supaya performa Persib tidak semakin anjlok.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement