Rabu 07 Jun 2017 15:13 WIB

Pertamina Lubricant Jajaki Peluang di Pasar Mesir

Pertamina Lubricant
Pertamina Lubricant

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina Lubricant menjajaki peluang untuk produk pelumasnya di pasar Mesir dengan melakukan kunjungan ke Kairo, seperti disampaikan dalam keterangan pers dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kairo yang diterima di Jakarta, Rabu (7/6).

Delegasi Pertamina Lubricant yang dipimpin oleh Direktur Pemasaran dan Penjualan PT Pertamina Lubricant, Andria Nusa, melakukan kunjungan ke Kairo pada 4-6 Juni 2017. Kunjungan tersebut bertujuan untuk menjajaki peluang pengembangan pasar untuk produk pelumas Pertamina di Mesir.

Untuk menyukseskan kunjungan tersebut, KBRI Cairo mefasilitasi rangkaian pertemuan dan pertemuan bisnis antara Pertamina Lubricant dengan enam perusahaan Mesir. Perusahaan Mesir yang diundang dan menghadiri temu bisnis itu adalah perusahaan yang telah mengimpor produk-produk perlengkapan otomotif Indonesia dan perusahaan yang potensial untuk menjadi mitra Pertamina di Mesir.

"Kami memberikan apresiasi. Secara umum, mayoritas perusahaan yang kami temui tertarik untuk menjalin kerja sama dengan Pertamina Lubricant," ujar Andria.

Menanggapi respon positif dari sejumlah perusahaan Mesir, Duta Besar RI di Kairo, Helmy Fauzy mengaku senang dan turut menyampaikan apresiasi. "Saya berharap hasil kunjungan kali ini dapat segera ditindaklanjuti utamanya dalam merumuskan hal-hal di ranah yang lebih teknis," ucap Dubes Helmy.

Dengan populasi penduduk mencapai 92 juta orang, Mesir merupakan pasar yang cukup potensial bagi produsen pelumas. Hingga saat ini terdapat lebih dari 10 produk pelumas baik lokal maupun internasional yang beredar di pasar Mesir, di antaranya Total, Shell dan Mobil.

Namun demikian, pihak Pertamina Lubricant menyatakan keyakinan bahwa produk pelumas buatan Pertamina mampu bersaing dengan produk lain di pasar Mesir.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement