REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Memasuki minggu pertama Juni, hujan masih kerap mengguyur wilayah Kabupaten Indramayu. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geologi (BMKG) Stasiun Jatiwangi, Kabupaten Majalengka menilainya hal yang wajar.
‘’Musim kemarau bukan berarti tidak ada hujan,’’ kata Forecaster BMKG Stasiun Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, Ahmad Faa Iziyn kepada Republika.co.id, Rabu (7/6).
Pria yang biasa disapa Faiz itu menjelaskan, di musim kemarau, hujan masih bisa terjadi. Namun, terang dia, hujan tidak sering terjadi (antara satu sampai sepuluh hari dalam sebulan) dan dengan intensitas yang rendah, yakni hanya 50 mm per bulan.
Faiz mengungkapkan, untuk hujan yang mengguyur saat ini maupun beberapa hari di awal puasa lalu disebabkan karena ada pertemuan massa udara di wilayah Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan) dan sekitarnya. Ditambah lagi, kelembaban udara yang cukup tinggi sehingga mendukung terbentuknya pertumbuhan awan-awan hujan sehingga terjadilah hujan.
‘’Untuk seminggu kedepan masih ada potensi hujan ringan walaupun tidak terjadi setiap hari,’’ tutur Faiz.
Berdasarkan pantauan Republika.co.id, hujan kembali mengguyur wilayah Kabupaten Indramayu pada hari pertama puasa, Sabtu (27/5) lalu. Padahal, sejak awal Mei, hujan tak pernah turun karena sudah masuk musim kemarau. Bahkan, suhu udara pun menyengat hingga mencapai 35 derajat celcius.
Hujan dengan intensitas ringan hingga sedang itu terjadi setiap hari selama sekitar lima hari. Setelah itu, cuaca kembali panas dan baru turun hujan lagi pada Selasa (6/6) malam hingga Rabu (7/6).
Seorang warga Kelurahan Margadadi, Kecamatan Indramayu, Umi Rahmah mengaku bersyukur dengan kondisi cuaca di bulan Ramadhan ini. Dia mengatakan, turunnya hujan dan suhu udara yang sejuk telah membantu anak balitanya yang sedang belajar puasa. ‘’Alhamdulillah cuacanya lebih sering adem dibanding panas,’’ kata Umi.