REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum DPP Partai Kebangkiatan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar mengatakan Indonesia perlu belajar dari pengalaman Rusia di dalam menata hubungan agama dan negara. Sikap ini penting dilakukan karena antara Indonesia dan Rusia sama-sama punya punya porsi yang besar penduduk yang beragama Islam.
''Indonesia dan Rusia sama-sama punya penduduk Muslim yang besar. Di sana porsi penduduk Muslim adalah kedua terbesar setelah Kristen Ortodoks dan di atas Katolik Roma yang berada di posisi ketiga. Jadi Rusia pun juga punya pengalaman di dalam menata hubungan antara agama dan negara. Kedua negara bisa saling tukar pengalaman, Jadi pengalaman Rusia di dalam mengelola hubungan agama dan negara patut dicontoh,'' kata Muhaimin Iskandar, sesuai mengadakan pertemuan dengan Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Galuzin di Kantor DPP PKB, Jakarta, Rabu siang (7/6).
Menurut Muhaimin di dalam pertemuan yang berlangsung selama dua jam itu, Galuzin cukup banyak menceritakan berbagai proses dari penataan hubungan agama dan negara di Rusia.Terutama bagaimana Rusia berpindah dari negara beridelogi komunis menjadi negara yang sekuler.
"Beda dengan dulu, Rusia hari ini tidak anti agama. Mereka memberikan porsi yang sama kepada berbagai agama untuk tumbuh. Kepada warga Muslim pemerintah memberikan kebebasan untuk menjalankan ibadahnya. Masjid-masjid yang dahulu ditutup kini telah dibuka. Kegiataan agama Islam juga berjalan dengan semarak. Rusia hari ini adalah negara sekuler yang tidak anti agama. Beda di masa rezim komunis agama di sana dijadikan kekuatan untuk memajukan bangsanya'' ujarnya.
selain itu, lanjut Muhaimin, dalam pertemuan ini pihaknya juga meminta agar kerjasama antara Rusia dan Indonesia terus ditingkatkan, terutama kerja sama di bidang ekonomi maupun penanggulangan terorisme. Kedua belah pihak ke depan saling belajar. Kami juga diberi tahu kegiataan tarikat di sana juga sangat marak. Dan kami akan ke Rusia sekitar bulan Agustus depan,'' kata Muhaimin.