REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasar finansial dikejutkan pada awal pekan perdagangan ini karena tanpa terduga aliansi negara-negara yang dipimpin Arab Saudi memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar. Perkembangan ini memicu gelombang kejutan di wilayah ini dan bursa saham Qatar terjerembab hingga 7.3 persen pada Senin (5/6).
Lukman Otunuga, Research Analyst FXTM menilai, investor bersiap menghadapi volatilitas ekstrem menjelang pemilu Inggris Raya, rapat ECB, dan testimoni mantan Direktur FBI James Comey. Sehingga ketegangan yang terus meningkat di Timur Tengah akan meningkatkan kewaspadaan.
''Berbagai masalah geopolitik di seluruh dunia jelas membuat investor gelisah dan ini dapat mengurangi selera terhadap aset berisiko,'' ujar Lukman, dalam siaran persnya, Rabu (7/6).
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menilai, pergerakan laju bursa saham Asia kembali variatif cenderung melemah dimana pelaku pasar masih mempertimbangkan dampak pemutusan hubungan diplomatik Qatar dengan beberapa negara Liga Arab dan imbas melemahnya laju bursa saham AS.
''Nikkei dan ASX cenderung melemah. Sejumlah indeks saham di Cina mampu menguat tipis. Sementara KOSPI libur nasional,'' kata Reza.
Di sisi lain, lanjut dia, pelemahan kembali terjadi pada laju bursa saham Eropa seiring respons pelaku pasar terhadap berbagai sentiment imbas perseteruan sejumlah negara Arab dengan Qatar yang berkibat putusnya hubungan diplomatik antara Qatar dengan sejumlah negara Arab tersebut.