REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Kegiatan pasar murah Ramadan Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) tahun 2017 diharapkan mampu menekan angka inflasi Kota Manado bulan Juni.
"Biasanya akan ada lonjakan harga sejumlah kebutuhan pokok pada saat menjelang Lebaran, dan dipastikan akan memicu inflasi," kata Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulut Hanny Wajong di Manado, Rabu.
Namun pasar murah Ramadan yang dilakukan di 15 kabupaten dan kota di Sulut bisa menekan inflasi Manado agar tidak tinggi. "Dalam pasar murah Ramadan, ada beberapa kebutuhan pokok yang dijual dengan harga jauh lebih murah dibandingkan harga pasar," katanya.
Sejumlah kebutuhan pokok yang dijual dalam pasar murah Ramadhan kali ini yakni beras 20 kg dengan harga Rp 180 ribu, minyak goreng Rp 20 ribu untuk dua liter, tepung terigu Rp 7 ribu per kg, mentega 200 gram seharga Rp 5 ribu, mentega kaleng satu kg seharga Rp 40 ribu.
"Harga tersebut lebih murah sekitar 10 hingga 15 persen dari pasar tradisional maupun swalayan," katanya. Rencananya, pasar murah Ramadan tahun 2017 akan dilakukan di 15 kabupaten dan kota dan tersebar di 20-25 titik padat penduduk yang merayakan Lebaran.
Sehingga, katanya, masyarakat memanfaatkan kesempatan ini untuk berbelanja di Pasar Murah Ramadan. "Jika masyarakat belanja di kegiatan pasar murah, bisa mengurangi biaya belanja dalam menghadapi Lebaran," jelasnya.
Kepala BI Perwakilan Sulut Soekowardojo memperkirakan hari raya Lebaran atau Idul Fitri dan pengucapan syukur masyarakat Minahasa pada Juni 2017 akan memicu inflasi Kota Manado.
"Memasuki Juni 2017, BI memperkirakan tekanan inflasi Sulut akan mengalami peningkatan," katanya.
Hal tersebut dipengaruhi oleh lonjakan permintaan jelang hari raya Idul Fitri dan hari raya pengucapan syukur, yang belum mampu direspons sepenunya dari sisi suplai.