REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Puing-puing pesawat militer Myanmar yang hilang telah ditemukan di Laut Andaman pada Rabu malam (7/6). Pesawat turboprop empat mesin Y-8-200 F buatan Cina itu membawa 106 penumpang, yang sebagian besar adalah keluarga personel militer serta 14 kru.
Lebih dari selusin anak diyakini berada di antara penumpang di dalam pesawat itu. Pesawat dilaporkan sedang melakukan perjalanan dari kota selatan Myeik ke Yangon.
"Sekarang mereka telah menemukan puing-puing pesawat yang rusak di laut sejauh 136 mil (218 Km) dari kota Dawei," kata Naing Lin Zaw, seorang pejabat pariwisata di Myeik, dikutip Aljazirah.
Sebuah pengumuman yang diunggah di halaman Facebook komandan militer Jenderal Senior Min Aung Hlaing mengatakan, pesawat tersebut lepas landas dari Myeik pada pukul 13.06 waktu setempat. Hilang kontak kemudian terjadi pada pukul 13.35, saat pesawat diyakini telah terbang sejauh sekitar 32 Km ke barat Dawei, yang sebelumnya dikenal dengan nama Tavoy.
Empat kapal angkatan laut dan dua pesawat angkatan udara telah dikerahkan untuk mencari pesawat itu. Pesawat dilaporkan terbang pada ketinggian lebih dari 18 ribu kaki (5.486 meter).
Saat ini adalah musim hujan di Myanmar, tapi tidak ada laporan cuaca buruk saat pesawat hilang. "Kami pikir ini adalah kegagalan teknis. Cuaca baik-baik saja di sana," kata sumber bandara kepada AFP.
Seorang mantan eksekutif di Kementerian Penerbangan Myanmar mengatakan banyak pesawat di armada Myanmar sudah tua. "Angkatan udara Myanmar memiliki kinerja keselamatan yang sangat buruk," katanya kepada AFP secara anonim.
Baca: Pesawat Militer Myanmar Berisi 120 Orang Hilang