REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden AS Donald Trump telah mengajukan sebuah nama untuk menduduki jabatan Direktur FBI, menggantikan James Comey yang dipecatnya 9 Mei lalu. Pilihannya jatuh kepada Christopher Wray, pengacara yang dikenal banyak membela kasus kriminal menjerat penjahat kerah putih.
Wray dan Comey pernah sama-sama bertugas di Departemen Kehakiman di bawah pemerintahan mantan Presiden AS George W Bush. Wray bertugas pada 2003 sampai 2005 di Departemen Kehakiman sebagai asisten jaksa agung yang bertanggung jawab atas divisi kriminal.
Keduanya juga pernah menangani kasus penipuan Enron Corp pada awal hingga pertengahan 2000-an. Wray dan Comey membuat Kenneth Lay, mantan pimpinan Enron, dijatuhi hukuman pada 2006.
Setelah meninggalkan Departemen Kehakiman, Wray bergabung dengan firma hukum internasional terkemuka King & Spalding. Ia menjadi pengacara Gubernur New Jersey Chris Christie dalam skandal Bridgegate tentang kemacetan lalu lintas besar yang dibuat sebagai hukuman politik bagi wali kota setempat.
Christie merupakan penasihat dekat Trump selama kampanye presiden 2016. Atas skandal yang menimpanya, Christie justru sama sekali tidak pernah mendapatkan tuntutan apapun.
Baca juga, Menantu Trump Berada dalam Pengawasan FBI.
Firma hukum King & Spalding tempat Wray bekerja, juga pernah membela sejumlah perusahaan Rusia dalam skandal monopoli gas negara. Perusahaan-perusahaan ini diketahui memiliki hubungan sebelumnya dengan Trump.
Pencalonan Wray sebagai Direktur baru FBI diumumkan Trump sehari sebelum Comey melakukan kesaksian publik di depan Komite Intelijen Senat. Trump telah mewawancarai sejumlah kandidat dan mantan Senator Joe Lieberman masuk ke dalam salah satu kandidat terkuat, sampai akhirnya Trump mengajukan Wray.
Dalam sebuah pernyataan, Trump menyebut Wray sebagai "individu dengan kualifikasi penuh" yang akan memberikan pelayanan sebagai penegak hukum dengan integritas tinggi. Namun Direktur American Civil Liberties Union National Politic, Faiz Shakir, mengatakan kasus-kasus yang ditangani Wray dapat menimbulkan masalah.
"Dukungan hukum Christopher Wray untuk keluarga Trump, keberpihakannya, dan juga keputusan untuk membela penasihat Trump yang terjerat skandal kriminal, membuat kami mempertanyakan kemampuannya memimpin FBI," kata Shakir.
Pertanyaan lain yang akan timbul dalam pencalonan Wray adalah, bagaimana seorang pengacara pembela penjahat kerah putih bisa mengambil alih sebuah biro yang fokus untuk mendeteksi dan memberantas terorisme, spionase, dan kejahatan siber?
"Ada pertanyaan tentang apakah dia cukup berpengalaman dalam hal intelijen, kontra-terorisme, kontra-narkotika, kejahatan siber, dan masalah lain seperti itu," kata seorang pejabat penegak hukum AS, yang berbicara secara anonim.