REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif menolak ucapan belasungkawa dari Presiden AS Donald Trump. Ucapan itu disampaikan setelah serangan teror mematikan terjadi pada Rabu (7/6) di gedung parlemen Iran dan menewaskan 13 orang.
Trump mengatakan, dia turut berduka dan mendoakan korban serangan yang diklaim dilakukan oleh ISIS itu. Namun ia juga menyatakan rasa prihatinnya bahwa Iran yang mendukung terorisme justru kini turut menjadi korban atas teror itu sendiri.
"Pernyataan Gedung Putih yang menjijikkan. Warga Iran menolak ucapan AS tersebut," ujar Zarif, melalui akun Twitter pribadinya.
Pelaku bom bunuh diri dan orang-orang bersenjata menyerang parlemen Iran dan makam Ayatollah Khomeini di Teheran. Garda Revolusi Iran menuduh Arab Saudi berada di balik serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya ini.
ISIS telah mengklaim bertanggung jawab dan mengancam akan melakukan lebih banyak serangan terhadap mayoritas Syiah Iran, yang dilihat oleh garis keras militan Sunni sebagai orang-orang sesat. Sementara Arab Saudi telah menyatakan tidak terlibat dalam serangan itu.
Baca juga, Tidak Ada WNI Korban Serangan Parlemen Iran.