REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Produk kayu Indonesia diminati pasar Timur Tengah dengan menghasilkan transaksi tunai sebesar 20 ribu dolar Amerika Serikat dan transaksi potensial senilai 1,47 juta dolar AS pada Pameran International Design Exhibition (Index) 2017.
Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Dubai Gusmalinda Sari mengatakan bahwa produk Indonesia di pameran yang berlangsung pada 22-25 Mei 2017 lalu, di Dubai World Trade Center, Dubai, tersebut merupakan produk dengan bahan dasar kayu dan desain natural yang unik.
"Keaslian kayu Indonesia dan desain naturalnya sangat diminati konsumen kelas atas, khususnya dari Eropa, Amerika, dan Timur Tengah," kata Gusmalinda, dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Kamis (8/6).
Tercatat ada tiga perusahaan asal Indonesia yang berpartisipasi dalam pameran, yaitu CV Debough, CV Nuansa Kayu Bekas, dan PT Jatra Studio. ITPC Dubai bekerja sama dengan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Dubai memfasilitasi CV. Debough dan CV Nuansa Kayu Bekas, sedangkan PT Jatra Studio ikut secara mandiri.
CV Debough memfokuskan produknya dengan desain natural berbahan dasar kayu eksotis seperti jati, ulin, maupun bengkirai. Sedangkan CV Nuansa Kayu Bekas mengolah kayu bekas menjadi produk furnitur yang eksotis. PT Jatra Studio memproduksi produk desain interior yang juga berbasis kayu.
"Dalam pelaksanaannya, pameran tersebut melibatkan berbagai produk desain, seperti desain untuk perumahan, perhotelan, kondominium, perkantoran, taman, restoran, dan bar," kata Gusmalinda.
Selama empat hari pameran berlangsung, sekitar 1.500 pengunjung potensial datang ke stan Indonesia. Pengunjung tersebut mayoritas berasal Eropa dan negara Timur Tengah lainnya seperti Uni Emirat Arab (UEA), Qatar, Bahrain, Arab Saudi, dan Lebanon.
Pameran tersebut diikuti 1.500 peserta dari 120 negara di seluruh dunia dan dihadiri oleh sekitar 120 ribu pengunjung yang berasal dari kawasan Timur Tengah, Sub-Kontinen Asia seperti India, Pakistan, Bangladesh, Eropa, Amerika, dan Afrika Utara.