REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Minum susu saat sahur atau berbuka dapat membantu memenuhi kecukupan gizi seseorang selama menjalankan ibadah puasa di Bulan Ramadhan. Hal tersebut disampaikan pakar gizi Marudut saat memberikan materi pada Diskusi Cerdas Frisian Flag Indonesia Seri 2 di Jakarta, Rabu (7/6) lalu.
"Susu segar mengandung mineral, vitamin, dan zat gizi lain yang menjadi pelengkap nutrisi dari makanan utama. Susu yang diperdagangkan juga sudah diperkaya dengan tambahan zat gizi seperti kalsium, zinc, dan vitamin D yang jumlahnya bisa lebih tinggi," ujarnya.
Ia menjelaskan, kelebihan dari susu adalah mutu protein berkualitas tinggi setara dengan telur, yang dibutuhkan untuk pembentukan tulang, jaringan otak, dan sistem imun. Selain itu, kombinasi vitamin D membuat penyerapan kalsium dan zat gizi lain menjadi lebih efektif.
Marudut menginformasikan, jumlah konsumsi susu yang dianjurkan adalah satu sampai dua gelas per hari. Meski begitu, ia mengingatkan bahwa susu bukan pengganti makanan utama dan tetap harus dibarengi pola makan sehat dengan nutrisi seimbang.
Dosen di Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta II itu menyebutkan, konsumsi susu di bulan puasa tidak berbeda dengan bulan-bulan lainnya. Hanya saja, waktunya bergeser menjadi saat sahur atau berbuka, bahkan keduanya, yang disesuaikan dengan metabolisme dan kebiasaan tubuh masing-masing individu.
Menurut Marudut, ada orang tertentu yang terbiasa minum susu dua gelas sehari atau cukup satu gelas saja. Segelas susu sapi mengandung minimal 110 kilo kalori (kkal) dan konsumsi dua gelas susu setiap hari dapat memberikan kontribusi protein hingga 25 persen, berdasarkan angka kecukupan gizi 2.000 kkal.
"Saat seseorang berpuasa, terjadi penurunan zat gizi dalam tubuh sehingga asupan apapun yang masuk kemudian akan segera diserap dengan sangat cepat. Minum susu yang kaya zat gizi bisa menjadi pilihan ketika berbuka," kata anggota Bidang Penelitian dan Pengembangan Gizi Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) itu.