REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur PT Kereta Api Indonesia (KAI), Edi Sukmoro mengatakan pihaknya sampai saat ini masih menunggu keputusan dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk mengambil keputusan melalui sumber dari mana pendanaan Light Rail Transit (LRT) Jabodebek akan dikucurkan. Edi mengatakan sampai hari ini Perpres LRT Nomer 49 Tahun 2017 tersebut sudah selesai diteken oleh Presiden.
Namun, untuk tindak lanjut selanjutnya, Edi mengatakan pihaknya masih menunggu pembahasan final dari Kementerian Keuangan. "Ini lagi rapat, Perpres kan sudah keluar, nah dari Perpres itu ada dua opsi. Bisa APBN atau pinjaman. Ini menkeu sedang rapat, jadi yang mana kita turun," ujar Edi di Gedung DPR RI, Kamis (8/6).
Edi mengatakan nantinya keputusan apakah pendanaan LRT akan memakai skema APBN atau pinjaman dari perbankan akan diputuskan oleh Menteri Keuangan, Sri Mulyani. Ia mengatakan nantinya dari keputusan tersebut KAI baru bisa melakukan langkah startegis untuk melengkapi pendanaan tersebut.
"Namun kalau melihat peluang, pinjaman ke bank itu peluangnya lebih besar ya. Kita tunggu saja, biar ibu Menkeu yang memutuskan. Kita ikut saja," ujar Edi.
Ia berharap dengan segera cairnya pendanaan LRT ini kedepan penyelesaian proyek Rp 23,3 triliun ini bisa selesai. Ia mengatakan, LRT menjadi salah satu proyek strategis yang perlu segera diselesaikan mengingat saat ini kapasitas Kereta Rel Listri (KRL) sudah tidak memenuhi kebutuhan para penumpang.
"Manapun sih, nggak ada masalah. Ini kan soalnya projek yang membantu KRL nih. Supaya kita bisa ada opsi lain, penumpang kan nambah terus. Jadi ini baiklah, ini kan perhatiannya pemerintah," ujar Edi.