Kamis 08 Jun 2017 20:15 WIB

Emil Optimistis Pilkada Jabar tak Sepanas Pilkada Jakarta

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Bayu Hermawan
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil
Foto: Republika/Edi Yusuf
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Wali Kota Bandung Ridwan Kamil optimistis isu suku, ras, dan agama (SARA) seperti dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017, tidak akan terjadi pada Pilkada Jawa Barat 2018.

Menurutnya, keyakinan isu Pilgub di DKI Jakarta tidak akan berpengaruh besar terhadap pilihan warga Jawa Barat semakin kuat, setelah melihat survei Indo barometer.

Ridwan Kamil menilai, yang akan berpengaruh terhadap pilihan masyarakat di Pilgub Jawa Barat 2018 adalah kualitas dari calon gubernur/wakil gubernur itu sendiri.

Berdasarkan hasil survei tentang Pilgub Jawa Barat 2018 yang dirilis Indobarometer, Selasa (6/6), menyebutkan responden memilih pemimpin berdasarkan kewibawaan (13 persen), pintar (11,5 persen), berkinerja bagus (9,4 persen), dan berpengalaman (8,5 persen). Tingkat keterpilihan paling atas diraih Emil dengan 28,6 persen, disusul Deddy Mizwar 18,8 persen, dan Dedi Mulyadi 11,5 persen.

"Saya lega, mendapati fakta, ternyata kinerja di Kota Bandung ini dikonsumsi juga beritanya oleh warga di luar Bandung. Saya menduga itu faktornya," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil kepada wartawan di Bandung, Kamis (8/6).

Emil menilai, dirinya memperoleh tingkat keterpilihan yang tinggi karena masyarakat mengetahui kinerjanya dari berbagai pemberitaan di media. Karena, selama ini, ia belum terlalu banyak mengunjungi wilayah Jawa Barat mengingat statusnya sebagai wali kota.

Selain itu, dia pun bukanlah kader partai sehingga kesempatannya untuk sosialisasi ke warga Jawa Barat lainnya masih kecil.

"Secara kedinasan dan warga, saya jarang berinteraksi. Saya juga bukan orang partai," katanya.

Oleh karena itu, kata Emil, sosok figur dan kinerja yang telah diciptakan akan berpengaruh besar terhadap tingkat keterpilihan di masyarakat. Ia menilai, isu-isu di Jakarta, dengan dinamika politik lainnya, tidak memengaruhi putusan pemilih.

"Ini menguatkan dalam pilkada, bahwa faktor figur lebih mendominasi dibanding pilihan partainya," kata Emil seraya menegaskan figur di pilkada lebih menentukan.

Oleh karena itu, kata Emil, ia akan menjawab tantangan ini dengan terus bekerja lebih baik selama menjabat wali kota Bandunh. "Saya fokus konten positif. Bekerja, berkarya, dan lain-lain," katanya.

Pada akhir bulan ini, kata dia, pihaknya akan memulai pembangunan transportasi cable car. Sehingga semakin banyak kerja, semakin diapresiasi.

"Maka saya akan terus berkarya. Artinya pemberitaan ke ruang media ini masuk ke masyarakat," katanya.

Saat ditanya tentang partai politik mana saja yang akan mendukungnya, Emil mengaku semuanya masih memiliki kemungkinan yang sama. Saat ini, baru Partai Nasional Demokrat (NasDem) yang telah resmi mengusungnya.

Terkait pendaftaran calon Pilgub Jabar di PDIP yang sudah ditutup, Emil mengatakan, meski tidak mengikuti penjaringan yang dibuka PDIP, ia masih dimungkinkan untuk diusung PDIP jika nantinya berkoalisi dengan Partai NasDem.

"Kombinasi bisa berjodohnya di ujung. Sampai hari ini percaturan partai tidak bisa dihitung dari awal. Dengan mana pun bisa di ujung, termasuk PDIP," katanya.

Emil mengaku, ia pun masih membuka peluang untuk maju dari jalur perseorangan (independent). Karena, hingga saat ini partai lain pun belum menentukan keputusannya.

"Masih mungkin (independent). Lihat nanti," ucapnya.

Namun, kata Emil, ia belum mau bergerak terkait rencana majunya lewat jalur perseorangan ini. Emil beserta timnya belum berupaya untuk mengumpulkan KTP sebagai persyaratan utama.

"Nanti saja, habis lebaran ada keputusannya," katanya.

Sementara menurut Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar, ia merasa bersyukur atas hasil survei tersebut. Namun, ia tidak mempersoalkan apa pun hasil survei tersebut. Deddy mengaku komunikasinya dengan partai politik terus terjalin.

Bahkan, Deddy memprediksi, setelah Lebaran ini akan diketahui partai mana saja yang akan mengusungnya sebagai calon gubernur. Tapi, saat ditanya partai mana saja yang akan mengusungnya, Deddy belum mau membukanya secara gamblang. Saat disinggung nama Partai Gerindra dan PKS yang akan mengusungnya, dia tidak membantah.

"Ada kemungkinan. Kita lihat nanti, bisa berkembang. Bisa 2, 3, 4, bahkan bisa 6 partai," katanya.

 

sumber : Center
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement