REPUBLIKA.CO.ID, Musim mudik lebaran sebentar lagi akan datang. Berita mengenai tingginya angka kecelakaan saat mudik kerap menjadi headline. Padahal menurut Chief of Human Resources and Legal Officer (CHRLO) AXA GI Indonesia, Rudy Manik, kecelakaan di jalan ini merupakan sesuatu sebenarnya dapat dicegah dengan pemahaman yang lebih baik.
Ketua Global Road Safety Partnership (GRSP) Indonesia, Iskandar Abubakar, menjelaskan jumlah kecelakaan pada saat lebaran angkanya memang menurun dibanding tahun 2014 dan 2015. Tahun 2014 angka kecelakaan lebaran mencapai 3.888 kasus, 2015 sebanyak 2.975 kasus dan 2016 sebanyak 2.719 kasus. Di tahun 2014 angka korban meninggal dunia mencapai 714 jiwa, korban luka berat 1.939 dan luka ringan 4.532. Sedangkan 2015 korban meninggal dunia 606, korban luka berat 1.012 dan luka ringan 3.674. Sementara 2016 angka korban meninggal dunia mencapai 504, luka berat 873 dan luka ringan 3.635.
Iskandar mengatakan ada beberapa penyebab kecelakaan utama saat mudik, antara lain kondisi tubuh pengendara, kelelahan, ngantuk, memaksakan tetap mengemudi walau ngantuk dan penumpang yang melebihi kapasitas.
Masalah lain yang juga jadi penyebab adalah masalah pada kendaraan. Di antaranya kerusakan karena perawatan yang kurang, mesin rusak karena macet. dan lainnya. Iskandar menambahkan barang bawaan yang mengganggu posisi duduk nyaman pengemudi atau pengendara dan mengabaikan rambu lalu lintas juga menjadi penyebab kecelakaan.
“Ada juga beberapa perilaku berisiko yang biasa dilakukan oleh pengguna jalan di Indonesia seperti memakai telepon genggam ketika mengemudi, kecepatan yang tinggi, tidak menggunakan helm saat menggunakan motor, atau tidak menggunakan sabuk pengaman," ujar Iskandar melalui siaran pers yang diterima Republika.co.id, Kamis (8/6).