Jumat 09 Jun 2017 15:05 WIB

Pemprov Jatim Kerja Sama Bidang SDM dengan Jerman

Rep: Binti Sholikah/ Red: Karta Raharja Ucu
Gubernur Jawa Timur Soekarwo (kiri).
Foto: Antara/Rosa Panggabean
Gubernur Jawa Timur Soekarwo (kiri).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemprov Jatim meningkatkan kerja sama di bidang Sumber Daya Manusia (SDM) khususnya bidang pendidikan vokasional dengan Jerman. Sebab, Jatim memiliki masalah serius di bidang SDM di mana 38 persen tenaga kerja di Jatim tidak punya keterampilan khusus atau unskilled.

Pernyataan itu disampaikan Gubernur Jatim Soekarwo saat menerima kunjungan Duta besar Jerman untuk Indonesia, Michael Freiherr von Ungern-Sternberg di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Kamis (8/6). "Kami ingin ada kerjasama pendidikan vokasional dengan Jerman misal pelatihan jangka pendek selama enam bulan. Target kami, tahun 2020 mendatang 38 persen tenaga unskilled ini bisa diturunkan menjadi 10 persen," jelasnya dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id.

Pakde Karwo, sapaan akrabnya mengatakan, kerja sama tersebut telah berjalan sebelumnya. Salah satunya dalam hal pelatihan bagi siswa SMK dan pelatihan pembuatan produk melalui Balai Latihan Kerja (BLK) mini. Ke depan, ia berharap kerja sama ini bisa terus ditingkatkan, terutama dalam meningkatkan kualitas SMK di Jatim.

Di bidang investasi, lanjutnya, Pemprov Jatim telah dan akan memberikan empat jaminan bagi investor Jerman yang bakal menanamkan investasinya di Jatim. Di antaranya mengenai perizinan, lahan, power plan atau ketersediaan listrik, serta iklim buruh yang kondusif. "Soal perizinan semua diurus oleh Pemprov dengan terukur dan terstandar, kemudian soal ketersediaan listrik, di Jatim sendiri ada 2.800 megawatt," jelasnya.

Ia menambahkan, sejak 1974 sampai April 2017, terdapat 35 perusahaan Jerman yang berinvestasi di Jatim, dengan total investasi sekitar 156 juta dolar AS. Sementara di bidang perdagangan, dari Januari-April 2017, Jatim defisit lebih 24 juta dolar AS dengan Jerman. Nilai ekspor tercatat sebesar 100 juta dolar AS dan impor sebesar 124 juta dolar AS. "Impor ini sebagian besar berupa mesin industri," ucapnya.

Sementara itu, Dubes von Ungern-Sternberg, menyambut baik kerjasama Pemprov Jatim dengan Jerman terutama di bidang pendidikan vokasional. Menurutnya, kurikulum pendidikan vokasional di Jerman disesuaikan dengan industri yang ada. Di Jerman, sebanyak dua per tiga pendidikan vokasional dilakukan di perusahaan atau industri yang ada. "Di Jerman ada kerja sama antara sekolah dengan perusahaan, sehingga siswa lebih banyak praktek," jelasnya.

Dalam pertemuan tersebut, Dubes von Ungern-Sternberg juga membahas mengenai pembangunan energi baru, seperti pemanfaatan energi geothermal. Hal itu dikarenakan iklim atau cuaca di Indonesia, terutama Jatim, sangat baik. Ia juga menyambut baik komitmen Indonesia dalam mengatasi perubahan iklim global.

Terkait impor mesin yang dilakukan Jatim, Dubes von Ungern-Sternberg mendukung langkah ini. Menurutnya, kualitas mesin buatan Jerman sangat baik dan terjamin. Selain itu, Jerman termasuk tiga negara besar pengekspor mesin. "Jadi keputusan Anda membeli mesin dari Jerman sangat tepat," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement