REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presidium Alumni 212 kembali menggelar aksi bela ulama (ABU), sebagai sikap atas adanya upaya kriminialisasi terhadap ulama. Menanggapi digelarnya kembali aksi ini, Sekretaris Kabinet Pramono Anung pun meminta agar masyarakat tak terjebak terlalu lama dalam masalah ini.
"Kita juga tidak boleh terjebak terlalu lama dengan persoalan tarik menarik sebagai akibat ekses dari pilkada DKI Jakarta," kata Pramono di kantornya, Jakarta, Jumat (9/6).
Pramono menyampaikan, sudah saatnya pemerintah bersama masyarakat fokus bekerja meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
"Tentunya negara kita sudah waktunya untuk fokus meningkatkan kesejahteraan bagi semuanya. Pemerintah menganggap sekarang ini waktunya fokus untuk kerja, kerja, kerja, dan kerja," ujarnya.
Dalam aksi bela ulama ini, pengurus Masjid Istiqlal memang tidak memberikan izin penggunaan masjid. Menurut Kepala Protokol Masjid Istiqlal, Abu Hurairah, tidak diizinkannya aksi bela ulama di Masjid Istiqlal lantaran di waktu bersamaan juga terdapat kegiatan kajian.
"Iya, tidak diizinkan, karena selepas shalat Jumat kami juga ada kegiatan kajian fiqh," katanya.