REPUBLIKA.CO.ID, MUKOMUKO -- Kantor Kementrian Agama Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, menyatakan akan mengoreksi materi khutbah shalat Idul Fitri 1438 Hijriyah di masjid daerah itu, terutama yang menyinggung kelompok masyarakat dan agama tertentu.
"Kalau ada organisasi masyarakat yang membuat materi khotbah dilaporkan ke Kemenag. Jangan ada materi khutbah saling singgung menyinggung," kata Kasi Bimas Islam Kementrian Agama Kabupaten Mukomuko, Harmaini, di Mukomuko, Jumat (9/6).
Ia mengatakan, kebijakan itu untuk masjid dan mushola yang tidak menggunakan materi khutbah Shalat Idul Fitri 1438 Hijriyah dari Kemenag setempat.
Ia menyatakan, institusinya akan membuat materi khotbah Shalat Idul Fitri kemudian disampaikan kepada semua masjid dan mushala di daerah itu.
"Kami akan membuat materi khutbah, tetapi kami tidak memaksakan materi khutbah ini kepada khatib di masjid di daerah itu. Mereka bisa membuat materi khutbah sendiri karena hak asasi manusia," ujar Harmaini.
Ia menyatakan, instansi itu bertugas mencegah terjadinya saling menyingung kelompok karena hal itu bisa menimbulkan ketegangan antarkelompok.
Apalagi, menurut dia, kini sedang heboh masalah kerukunan antarumat beragama. Jangan sampai materi khutbah membuat masalah semakin heboh.
Selain itu, ia menyatakan, Kemenag Mukomuko mengantisipasi materi khotbah yang mengarahkan masyarakat untuk anti-Pancasila.
"Kalau ada khatib yang menyampaikan khotbah seperti itu, maka tindakan dari Kemenag memanggilnya dan memberikan pembinaan, kemudian diarahkan supaya jangan berbuat seperti itu," ujar Harmaini.